Ketika itu, Tito diketahui sedang melakukan kunjungan kerja ke Amman, Yordania. Dia menghadiri Pameran Industri Strategis serta Pertahanan dan Keamanan (Special Operations Forces Exhibition and Conference/SOFEX) sejak 7 hingga 10 Mei.
Waktu Amman lebih lambat empat jam dari Jakarta. Artinya, saat Tito sibuk bertukar pesan pukul 20.19 waktu Amman.
Salah satu tema pembicaraan Tito dengan Menteri Dalam Negeri Yordania, Samir Mubaidin, ialah peningkatan kerja sama antarlembaga kepolisian kedua negara dalam penanggulangan terorisme.
"Kapolri menyampaikan keperluan bagi kedua negara untuk lebih memperkuat kerja sama antarlembaga kepolisian dalam penanggulangan kejahatan lintas negara. Termasuk perdagangan obat terlarang, kejahatan siber, terorisme, serta pengembangan kapasitas kelembagaan," demikian pernyataan resmi yang dikirim Divisi Hubungan Masyarakat (Divhumas) Polri.
Di saat yang sama, kerusuhan terjadi di Rumah Tahanan (Rutan) Markas Korps Brigade Mobil (Mako Brimob), Kelapa Dua, Depok.
Tidak diketahui secara pasti hal yang dibicarakan Tito saat menggunakan aplikasi Whatsapp tersebut, apakah berkoordinasi tentang insiden itu atau bukan. Tito kini dikabarkan terbang dari Yordania ke Indonesia untuk mengurus kerusuhan di Mako Brimob.
![]() |
Negosiasi antara Polri dengan tahanan di Mako Brimob saat ini masih berjalan. Napi teroris di Mako Brimob menyandera satu orang polisi. Mereka menuntut dipertemukan dengan terdakwa dalang Bom Thamrin Aman Abdurrahman sebagai penengah negosiasi.
Lima anggota polisi dan satu napi tewas akibat kejadian tersebut.
Polisi menjelaskan bahwa insiden ini dipicu oleh hal sepele, yakni terkait pemeriksaan makanan untuk tahanan. Sore harinya, Iqbal mengakui ada anggota Polri yang gugur dan disandera oleh tahanan.Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan kerusuhan di rumah tahanan Mako Brimob pecah pada pukul 21.00 WIB, atau dua jam sebelum konfirmasi diberikan oleh Polri.
Bahkan, menurutnya, kerusuhan itu sebenarnya telah dipicu oleh kekacauan yang terjadi pukul 15.00 WIB, hari yang sama.
"Pihak kepolisian perlu menjelaskan secara transparan tentang apa sesungguhnya yang terjadi di Mako Brimob. Ironisnya tidak ada penjelasan yang transparan dari kepolisian tentang kekacauan yang terjadi di Mako Brimob?" kata Neta dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/5).
![]() |
"Dari informasi yang diperoleh ada lima sampai tujuh unit senjata api polisi yang dirampas napi teroris dan ini yang membuat polisi sulit mengendalikan situasi karena para napi melakukan perlawanan sengit dengan senjata api rampasan," ujar dia.
Menurut dia, keterangan soal kematian sejumlah anggota yang baru dikatakan Rabu (9/5) sore terkait 'gengsi' dari pihak Polri.
"Mungkin Polri merasa malu ya. Mereka [korban anggota Polri] sudah tewas sejak sebelumnya. Sementara rutan ini diklaim sebagai yang paling aman," cetusnya.
Ketua DPR Bambang Soesatyo meminta kepolisian mengusut tuntas kasus tersebut dan memperketat pengamanan di kawasan Mako. Selain itu, ia meminta Polri transparan untuk mengungkap kasus itu."Meminta Komisi III DPR mendorong Kepolisian untuk mengusut tuntas dan mengungkapkan secara detail penyebab dan kronologi terjadinya kerusuhan," ujarnya. (arh/gil)
Baca dong https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180509163236-12-296974/aktivitas-kapolri-di-yordania-saat-kerusuhan-mako-brimobBagikan Berita Ini
0 Response to "Aktivitas Kapolri di Yordania saat Kerusuhan Mako Brimob"
Posting Komentar