KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, berkata dia bakal memberi tahu Pemerintah Singapura soal pembatalan proyek kereta cepat Kuala Lumpur-Singapura.
"Saya sudah menyampaikannya kepada pers. Saya bakal segera menginformasikan mereka," kata Mahathir dilansir Channel News Asia Selasa (29/5/2018).
Dia mengaku telah mendapat informasi bahwa pembatalan tersebut membuat Malaysia diganjar penalti sebesar 500 juta.
Dilansir The Edge Market, Mahathir mengaku belum melihat ketentuan yang tertera dalam kontrak pembangunan kereta cepat itu.
Baca juga: Mahathir Batalkan Proyek KA Cepat Singapura-Kuala Lumpur
Termasuk, penalti itu apakah dibayarkan dalam ringgit atau dolar Singapura. "Yang pasti, kami bakal mengusahakan penalti itu serendah mungkin," tuturnya.
Dia juga yakin, penalti itu bakal dibayar dalam mata uang ringgit, atau setara dengan Rp 1,7 triliun.
Dia juga meminta bagi siapa saja yang berkata bahwa pembatalan proyek tersebut bakal mendatangkan kerugian bagi Malaysia.
Sebelumnya, mantan menteri Abdul Rahman berkata pembatalan itu berdampak pada hilangnya 209 miliar ringgit pendapatan bruto, dan penciptaan 70.000 lapangan pekerjaan.
"Ketika kami berkata negara ini berhutang hingga 1 triliun ringgit, kami mengacu data. Jadi, tolong minta dia menunjukkan datanya," tegasnya.
Menteri Transportasi Malaysia, Anthony Loke, berujar kabinetnya belum mengetahui keputusan PM berusia 92 tahun tersebut.
"Kami mungkin bakal mendiskusikannya dalam rapat kabinet Rabu (30/5/2018)," kata Anthony di sela-sela perayaan Hari Raya Waisak di Brickfields.
Sebelumnya, karena hutang negara yang menumpuk, Mahathir berujar dia harus menunda beberapa proyek yang tak terlalu diperlukan.
Contohnya adalah proyek kereta cepat yang bakal menghabiskan 110 miliar ringgit, atau Rp 386 triliun, yang dianggap tidak menghasilkan uang satu sen pun.
Pernyataan Mahathir ini nampaknya akan mengagetkan Singapura yang dengan cemas mengamati dampak kembalinya Mahathir terhadap hubungan kedua negara.
Di masa Mahathir menjabat perdana menteri lebih dua dekade lalu, hubungan Malaysia dan Singapura tak pernah terlalu mesra.
Singapura dan Malaysia menandatangani proyek pembangunan kereta cepat tersebut pada 2016.
Setelah itu sejumlah perusahaan memasukkan proposal untuk terlibat dalam pembangunan jalur kereta api sepanjang 350 kilometer yang awalnya dijadwalkan rampung pada 2026.
Perusahaan-perusahaan China kemungkinan besar akan mendapatkan proyek ini karena hubungan Malaysia-China amat hangat di masa Najib.
Baca juga: Singapura Belum Diberitahu soal Pembatalan Proyek Kereta Cepat
Baca dong https://internasional.kompas.com/read/2018/05/30/16290571/mahathir-bakal-beri-tahu-singapura-soal-pembatalan-proyek-kereta-cepat
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mahathir Bakal Beri Tahu Singapura soal Pembatalan Proyek Kereta Cepat"
Posting Komentar