REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak disebut telah menggunakan dana dari lembaga keuangan lain guna membayar sejumlah kewajiban milik 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Najib menggunakan dana yang dihimpun oleh Khazanah Nasional Berhad.
Khazanah Nasional Berhad merupakan perusahaan induk cabang investasi Pemerintah Malaysia. Perusahaan tersebut berada di bawah Kementerian Keuangan Malaysia dan bergabung September 1993.
Menurut keterangan seorang sumber, Najib menggunakan dana sebesar 301,05 juta dolar Amerika Serikat (AS) guna membayar kewajiban kepada perusahaan investasi Abu Dhabi International Petroleum Investment Company (IPIC). Perbuatan itu dia lakukan pada pertengahan 2017. Nilai itu setara Rp 4,21 triliun dengan kurs Rp 14.000 per dolar AS.
Ratusan juta dolar AS itu merupakan pembayaran dividen yang harus dilakukan 1MDB terhadap IPIC. Berdasarkan perjanjian, 1MDB sepakat untuk membayar 1,2 miliar dolar AS kepada IPIC sebagai bagian dari kesepakatan penyelesaian yang di capai pada April 2017 setelah 1MDB gagal melunasi kewajiban surat utang yang dikeluarkannya.
Melalui surat elektronik yang dikirimkan kepada Reuters, Khazanah Nasional Berhad mengaku diperintahkan oleh Kementerian Keuangan Malaysia untuk menukarkan Saham Preferensi Kumulatif Convertible sebesar 1,2 miliar ringgit . Hal tersebut dilakukan Agustus 2017.
Meski demikian, Khazanah tidak memerinci lebih lanjut terkait penggunaan dana tersebut. Lembaga investasi negara itu juga tidak mengatakan jika dana tersebut dipakai untuk membayar kewajiban 1MDB.
Kementerian Keuangan Malaysia mengakui adanya penggunaan dana dari Bank Negara Malaysia dan Khazanah Nasional Berhad oleh pemerintahan Najib Razak. Dana tersebut dipakai untuk menutupi kewajian yang harus dibayarkan 1MDB.
"Sejauh ini dana yang telah dikeluarkan sebesar 6,98 miliar ringgit untuk keperluan pembayaran yang tidak bisa dilakukan 1MDB," kata Menteri Keuangan Malaysia Lim Guan Eng, Kamis (24/5).
Berdasarkan sumber lain, Najib menggunakan dana sebesar 500 juta dolar AS yang didapat dari kesepakatan penjualan lahan bersama dengan bank pusat. Dana itu juga digunakan untuk membayar kewajiban 1MDB kepada IPIC.
Dana sitaan
Sementara itu, uang tunai dalam berbagai mata uang yang disita otoritas Malaysia dari apartemen Najib mencapai 130 juta ringgit atau setara Rp 460,85 miliar dengan kurs Rp 3.545 per ringgit. Penghitungan uang sitaan ini dilakukan Departemen Investigasi Kejahatan Komersial Malaysia (CCID) dengan bantuan petugas Bank Negara.
Sejumlah sumber mengatakan petugas CCID menyelesaikan penghitungan uang tunai hasil sitaan di kantor Najib di Menara 238, Jalan Tun Razak, pada Rabu (23/5).
"Proses penghitungan uang tunai dimulai pada Senin (21/5) karena para penyidik menarik waktu berjam-jam hanya untuk memastikan prosesnya dilakukan secara menyeluruh. Sekitar 35 koper uang tunai dihitung oleh personel polisi dengan bantuan petugas Bank Negara," kata seorang sumber, dikutip laman the Straits Times pada Kamis (24/5).
Setelah dihitung, koper-koper itu kemudian diangkut dan disimpan di Bank Negara. Koper uang tunai itu berada di antara 284 kotak berisi tas tangan, jam tangan, dan perhiasan yang disita dari tiga unit kondominium mewah.
Beberapa sumber mengatakan, perhiasan itu bisa bernilai sekitar 200 juta ringgit atau setara Rp 709 miliar. Mereka mengatakan, polisi akan menunjuk seorang penilai profesional untuk menentukan nilai pasti perhiasan dan barang berharga lainnya.
Ketika dihubungi the Straits Times, Direktur CCID Amar Singh menolak mengomentari tentang jumlah uang tunai sitaan dari kantor Najib yang telah dihitung. Amar Singh mengatakan, ia akan menjelaskan dalam konferensi pers berikut.
Dalam laporan polisi, Najib telah mengklaim, uang tunai yang disita dari Pavilion Residences adalah sumbangan dari teman-temannya dan dimaksudkan untuk keperluan kampanye Barisan Nasional pada pemilu lalu.
Pada Jumat pekan lalu, kepolisian Malaysia menyita barang-barang berharga dan uang tunai menyusul pemeriksaan di enam tempat yang terkait dengan Najib. Peng geledahan ini dilakukan dalam rangka mencari bukti keterlibatan Najib dalam skandal penyelewengan dana (1MDB).
1MDB adalah sebuah perusahaan pembangunan strategis milik pemerin tah Malaysia. 1MDB didirikan untuk mendorong inisiatif strategis bagi pembangunan ekonomi jangka panjang dengan menjalin kemitraan global dan mempromosikan investasi asing secara langsung.
Pada 2015, sejumlah media massa, satu di antaranya adalah Wall Street Journal menyebut, 1MDB telah digunakan untuk menyedot dana negara ke rekening pribadi Najib Razak yang kala itu masih menjabat sebagai perdana menteri. Saat ini kasus 1MDB setidaknya tengah diselidiki di enam negara.
Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) kembali melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap terduga penggelapan dana 1MDB oleh Najib. MACC akan meminta keterangan terkait transfer mencurigakan jutaan dolar ke rekening pribadinya. ¦ reu ters ed: yeyen rostiyani
Baca dong http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/news-analysis/18/05/25/p9a1el415-dugaan-penyimpangan-keuangan-najib-terus-bermunculanBagikan Berita Ini
0 Response to "Dugaan Penyimpangan Keuangan Najib Terus Bermunculan"
Posting Komentar