SERAMBINEWS.COM, NEW DELHI - Muncul seruan agar polisi India tak mengambil jenazah pria Amerika Serikat (AS) yang tewas dipanah suku terasing Sentinel.
Survival International, organisasi yang membela hak suku pedalaman dan terasing, meminta agar jenazah John Allen Chau yang tewas pada 16 November.
Diwartakan AFP Selasa (27/11/2018), Direktur Survival Stephen Corry mengungkap "bahaya" baik bagi Suku Sentinel maupun tim penyelamat.
"Terdapat risiko wabah flu mematikan, maupun penyakit dari luar begitu nyata dan bisa bertambah setiap terjadi kontak," kata Corry.
Ucapan Corry diperkuat pernyataan bersama grup antropolog, penulis, maupun aktivis India seperti Pankaj Sekhsaria, Vishvajit Pandya, dan Madhusree Mukerjee.
Dalam pernyataan itu, pemerintah India diminta untuk menghormati hak dan keinginan warga Sentinel dengan tidak menciptakan situasi yang bisa melukai mereka.
Chau diketahui sempat berusaha masuk ke Pulau Sentinel Utara, tempat di mana suku yang dikenal paling berbahaya di dunia itu, sebelumnya.
"Nama saya John. Saya mencintai kalian dan Tuhan juga mencintai kalian," begitulah teriakan Chau dalam catatan harian yang diserahkan ke keluarganya.
Teriakan itu dibalas dengan lesatan anak panah yang mengenai Kitab Suci yang dimasukkan di saku dada. Mendapat serangan tersebut, Chau terpaksa mundur.
Dia kemudian mencoba kembali ke Pulau Sentinel Utara pada 16 November dengan bantuan tujuh nelayan yang dijanjikan imbalan 325 dollar AS, atau Rp 4,7 juta.
Baca dong http://aceh.tribunnews.com/2018/11/27/polisi-india-diminta-tak-ambil-jenazah-pria-amerika-serikat-yang-tewas-di-pulau-suku-sentinelBagikan Berita Ini
0 Response to "Polisi India Diminta Tak Ambil Jenazah Pria Amerika Serikat yang Tewas di Pulau Suku Sentinel - Serambi Indonesia"
Posting Komentar