loading...
Pentagon dalam laporannya mengatakan, China sedang berupaya melebihi jumlah kehadiran militer AS di kawasan Indo-Pasifik dan kemudian menggantikan AS sebagai kekuatan utama di wilayah itu.
"Kami prihatin dengan tindakan yang telah diambil pemerintah China yang tidak sejalan dengan norma-norma internasional, mengurangi kedaulatan negara, atau merusak keamanan Amerika Serikat, sekutu kami, atau mitra kami," kata Pentagon, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (16/1).
Baca Juga:
China saat ini memiliki pangkalan militer di Djibouti dan diharapkan untuk membuka lebih banyak di negara lain, yang memungkinkan mereka untuk mempertahankan operasi di luar negeri dan menghadapi risiko koridor ekonomi strategis.
Laporan itu juga mengatakan bahwa prakarsa One Belt One Road (OBOR) China, selain juga merupakan langkah ekonomi, juga alat kebijakan luar negeri yang digunakan oleh Beijing untuk mencegah negara-negara lain untuk bersuara menentang atau menghadapi Beijing mengenai masalah-masalah yang dirasa sensitif.
Hal yang sama dikatakan tentang proyek Digital Silk Road abad ke-21, yang telah dipromosikan Presiden China, Xi Jinping bersamaan dengan OBOR.
"Sambil memberikan manfaat kepada negara-negara tuan rumah, proyek-proyek ini juga akan memfasilitasi upaya China untuk memperluas kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi, mempromosikan standar teknis nasional yang unik, lebih lanjut tujuannya untuk transfer teknologi, dan berpotensi memungkinkan sensor bermotivasi politik," ungkap Pentagon.
Inisiatif OBOR, papar Pentagon juga dapat membantu meningkatkan keunggulan militer mereka, dengan memungkinkan Angkatan Laut China mendapatkan ke daerah-daerah seperti Samudra Hindia, Laut Mediterania, dan Samudra Atlantik, yang semuanya jauh dari daratan China.
"China mencari kehadiran ini berdasarkan fokus militernya yang berubah dan memperluas kepentingan ekonomi internasional, yang meningkatkan tuntutan bagi tentara untuk beroperasi di lingkungan maritim yang lebih jauh untuk melindungi warga China, investasi, dan jalur komunikasi kritis laut," ucap Pentagon.
Laporan tersebut juga menegaskan bahwa peningkatan kegiatan global oleh Beijing telah dimanfaatkan untuk mendapatkan pengaruh politik di negara-negara lain, mengutip 17 contoh di mana investasi China di luar negeri menyebabkan efek negatif pada ekonomi negara-negara tuan rumah.
Pentagon menambahkan, meskipun AS terbuka untuk bekerja sama dengan China di bidang-bidang yang menjadi kepentingan bersama, Washington akan menghadapi Beijing atas praktik-praktik yang mendistorsi pasar, kegagalan untuk menghormati kekayaan intelektual dan intrusi dunia maya ke dalam jaringan komersial.
(esn)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "AS Khawatirkan Upaya Perluasan Pengaruh China di Kancah Dunia - SINDOnews"
Posting Komentar