SINGAPURA, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan kalau pertemuannya dengan Korea Utara (Korut) bakal digelar Mei atau awal Juni.
Trump berkata, lima tempat tengah dipertimbangkan untuk menjadi tempat perundingan antara dirinya dengan Pemimpin Korut Kim Jong Un.
Terdapat laporan yang menyatakan kalau negara yang bakal menjadi tuan rumah pertemuan bersejarah telah mengerucut ke dua nama; Singapura dan Mongolia.
Sumber yang berbicara kepada Korea JoongAng Daily Rabu (25/4/2018) menyatakan, AS dan Korut sedang bernegosiasi untuk menentukan manakah di antara kedua negara itu yang dipilih.
Sejatinya, keputusan final dapat segera diumumkan pada pekan ini. Namun, Pyongyang menyatakan keberatannya.
Baca juga : Memprediksi Calon Tempat Pertemuan Donald Trump dan Kim Jong Un
Mereka berujar, penetapan negara tuan rumah hanya bisa dilakukan jika ada kepastian tanggal dan agenda pertemuan.
Korut diberitakan masih berharap dapat menggelar pertemuan ini di ibu kota mereka. Namun, AS kelihatannya tidak menginginkan skenario ini.
Kemudian muncullah nama Ulanbator. Ibu kota Mongolia itu lebih diinginkan Korut karena beberapa alasan.
Selain tergolong negara netral yang bersahabat, Mongolia juga pernah menjadi tuan rumah antara petinggi Korut dengan para akademisi Barat.
Hal krusial lain, dikarenakan lokasi Mongolia yang cukup dekat diapit oleh China dan Rusia, memungkinkan Kim bepergian menggunakan kereta anti-pelurunya.
Selama ini, para pakar menyoroti ketidakmampuan Kim untuk menjangkau Eropa dikarenakan pesawat mereka yang sudah tua.
Chammae-1, nama jet kenegaraan Korut, disebut hanya bisa menempuh perjalanan hingga 5.000 kilometer.
Sebelumnya, sempat muncul kandidat negara Eropa seperti Stockholm (Swedia), hingga Zurich yang notabene adalah kota terbesar di Swiss.
Namun, untuk mencapai Stockholm, misalnya, Kim harus menempuh perjalanan 7.200 kilometer dari Pyongyang. Sementara Zurich berjarak 8.500 kilometer.
Ide untuk menghelat pertemuan di Ulanbator ditentang oleh Washington. Mereka lebih menginginkan Singapura yang secara infrastruktur maupun keamanan jauh lebih baik.
Baca juga : Thailand Ingin Jadi Tuan Rumah Pertemuan Trump-Kim Jong Un
Trump disebut juga menghendaki lokasi "glamor" untuk momen bersejarah ini. Boleh dibilang, Singapura merupakan opsi yang tepat.
Sumber dari Gedung Putih berujar, Trump ingin meninggalkan jejak historis melalui pertemuan ini.
"Tentunya, dia menginginkan lokasi yang bisa menyedot perhatian dunia. Mongolia kelihatannya tidak akan menyenangkan Trump," kata sumber itu.
Kemudian, Singapura juga negara netral bersahabat, yang ditandai hubungan diplomatik dengan kedua negara.
Peluang Singapura makin besar karena jaraknya yang hanya 4.700 kilometer dari Pyongyang dapat ditempuh Chammae-1 yang notabene pesawat produksi Uni Soviet di 1970-an.
Jika benar-benar menjadi tuan rumah, ini bukan kali pertama Singapura menjadi penyelenggara pertemuan bersejarah dua negara yang berseteru.
Pada November 2015, Singapura menghelat pertemuan antara Presiden China Xi Jinping, dan Presiden Taiwan Ma Ying-Jeou.
Pertemuan kedua kepala negara itu merupakan yang pertama sejak berakhirnya Perang Sipil China pada 1950 silam.
Baca juga : Trump: Kim Jong Un Sangat Terbuka dan Terhormat
Baca dong https://internasional.kompas.com/read/2018/04/26/20200781/tuan-rumah-pertemuan-trump-kim-mengerucut-ke-singapura-dan-mongolia
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tuan Rumah Pertemuan Trump-Kim Mengerucut ke Singapura dan Mongolia"
Posting Komentar