Search

Mengapa Tiongkok Kirim Pesawat Pengebom ke Laut China Selatan?

Ketegangan di Laut China Selatan kini meningkkat, menyusul Angkatan udara China mendaratkan bomber ke pulau-pulau dan terumbu karang di Laut Cina Selatan.

Disebutkan, itu sebagai bagian dari latihan di wilayah yang sedang disengketakan.

"Sebuah divisi dari People’s Liberation Army Air Force (PLAAF) baru-baru ini mendaratkan beberapa pembom seperti H-6K untuk berlatih lepas landas dan mendarat di pulau-pulau dan terumbu karang di Laut Cina Selatan.”

Pada pernyataan yang diterbitkan Jumat (18/5) itu dikatakan bahwa kegiatan itu adalah “untuk meningkatkan kemampuan kita dalam mencapai semua wilayah, dan menyerang ke segala arah.”

Disebutkan, pilot pembom H-6K berlatih menyerang target laut yang ditetapkan dan kemudian lepas landas dan pendaratan di bandara di daerah tersebut.

Digambarkan latihan tersebut sebagai persiapan untuk "Pasifik Barat dan pertempuran untuk Laut China Selatan."

Namun, pengumuman yang dipublikasikan di akun mikroblogging Weibo PLAAF, tidak menyertakan lokasi yang tepat dari latihan ini.

Sebelumnya, jaringan berita Amerika CNBC menuliskan China telah memangkalkan misil penjelajah anti kapal dan misil darat ke udara di tiga pos terdepan di Laut China Selatan.

Dituliskan, pemangkalan itu, jika benar, merupakan pertama kali China memangkalkan misil di Kepulauan Spratly yang diklaim secara tumpang-tindih oleh beberapa negara termasuk Vietnam dan Taiwan.

Pemerintah China tidak menjawab ketika dimintai tanggapannya akan laporan itu.

CNBC menyebutkan bahwa menurut analis intelijen Amerika, misil itu dipangkalkan di Fiery Cross Reef, Subi Reef dan Mischief Reef dalam 30 hari terakhir.

Departemen Pertahanan Amerika yang menentang China membangun fasilitas militer di pos terdepan yang dibangunnya di Laut Cina Selatan tidak bersedia menanggapi. ”Kami tidak menanggapi soal-soal intelijen” kata seorang juru bicara.

Namun, Amerika Serikat telah mengirim kapal perang ke wilayah-wilayah yang disengketakan di Laut Cina Selatan.

Kebijakan itu adalah sebagai sikap menantang klaim kedaulatan Tiongkok yang luas di wilayah itu. Kawasan itu berada dalam klaim sejumlah Negara seperti China, Vietnam, Filipina, Taiwan, Brunei, dan Malaysia.

"Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata juru bicara Pentagon Letnan Kolonel Christopher Logan kepada Reuters.

"Militerisasi dan sengketa yang terus berlanjut di Laut Cina Selatan hanya meningkatkan ketegangan dan mengguncang wilayah tersebut."

Australia, Jepang dan Amerika Serikat telah mengatakan mereka ingin menjaga Laut China Selatan seluas 3,5 juta kilometer persegi itu tetap terbuka bagi penggunaan internasional.

China mengklaim lebih dari 90 persen laut itu sebagai miliknya berdasarkan catatan sejarah penggunaannya.

Filipina yang Senyap

Para anggota parlemen oposisi Filipina mengecam militerisasi Cina di Laut Cina Selatan. Disamping itu mereka juga mengkritik pemerintah sendiri dan menyebutnya lamban.

Senator Risa Hontiveros menyebutnya sebagai "sikap tunduk" Manila ke Tiongkok, sementara anggota Kongres Gary Alejano mengatakan masalah militerisasi China di Laut Cina Selatan adalah "keprihatinan global".

“Dengan menempatkan negara kita dalam jarak mencolok dari pembom berkemampuan nuklir, Cina telah hampir mengancam kami dengan perang nuklir selama Laut Filipina Barat,” kata Hontiveros dalam sebuah pernyataan, dan menggunakan nama lokal untuk Laut Cina Selatan.

"Dengan keheningan dan kepatuhan pemerintah Filipina ke China, kami menempatkan bahaya besar bukan hanya negara kami, tetapi juga negara tetangga kami," kata Alejano dalam sebuah pernyataan.

China mengatakan fasilitas militernya di Spratly murni defensif, dan menyebutkan bisa melakukan apa yang mereka suka di wilayah sendiri.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte membela posisinya yang tidak mengkonfrontasi dengan China. Ia menegaskan kembali keterbukaannya untuk melakukan eksplorasi dan pengembangan bersama di perairan yang diyakini kaya akan minyak dan gas alam.

"Mereka memiliki pesawat, tidak ditempatkan di Spratly tapi dekat provinsi yang berhadapan - provinsi-provinsi China menghadap Spratly dan Laut China," katanya dalam sebuah pidato Sabtu malam.

Tidak jelas apakah dia mengetahui berita tentang pesawat pengebom China yang telah mendarat di pulau-pulau dan terumbu karang di Laut Cina Selatan.

“Dan dengan hipersonik, mereka dapat mencapai Manila dalam 7 hingga 10 menit. Jika kita berada dalam perang besar, di mana Filipina akan berakhir? "Kata Duterte.

Sumber: Reuters, AFP, VOA

Let's block ads! (Why?)

Baca dong http://www.beritasatu.com/dunia/493219-mengapa-tiongkok-kirim-pesawat-pengebom-ke-laut-china-selatan.html

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Mengapa Tiongkok Kirim Pesawat Pengebom ke Laut China Selatan?"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.