Jet Tempur Irak Bombardir Suriah, Bagaiman Nasib 2.000 WNI?

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Irak menggencarkan serangan udara ke Suriah yang ditujukan ke kelompok ISIS.

Dilansir dari Al-Jazeera, Jumat (20/4/2018), Kantor Perdana Menteri (PM) Irak mengatakan jet-jet tempur Irak F-16 melewati perbatasan Suriah pada Kamis (19/4/2018).

Jet-jet itu menggempur pabrik bahan peledak dan beberapa kamp ISIS lainnya di Suriah. Gempuran paling hebat terjadi di Kota Hajin, di mana letak kota itu kebetulan dekat dengan perbatasan Suriah-Irak.

Serangan itu, kata Kantor PM Irak, sudah dikoordinasikan dengan militer Suriah

"Berdasarkan perintah Panglima Militer, Haider al-Abadi, Angkatan Udara kami sudah melancarkan serangan udara mematikan ke situs-situs perlindungan ISIS di Suriah di dekat perbatasan Suriah-Irak pada Kamis kemarin," katanya.

Militan ISIS pun diberi waktu 48 jam untuk meninggalkan kawasan ibu kota Suriah, Damaskus, seperti dilaporkan Al-Watan, Kamis (19/4/2018).

2.000 WNI Terjebak di Suriah

Usai gempuran di wilayah perbatasan Irak-Suriah, nasib Warga Negara Indonesia (WNI) pun dipertanyakan. Sekiranya ada 2.000 WNI yang masih berada di wilayah konflik tersebut.

"Sampai saat ini masih ada sekitar 2.000 WNI. Sebagian besar yang masuk ke sana memang masuk secara tidak legal," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir di Gedung Palapa Kemenlu, Jakarta Pusat, Jumat (20/4/2018).

Armanatha mengatakan sebelum serangan udara terjadi, pihak Kemlu telah berkomunikasi dengan para WNI yang berada di sana sejak Sabtu (14/4/2018) untuk memanfaatkan hotline yang ada di KBRI Damaskus dan Kemlu.

"Jadi sebelum adanya kejadian kemarin hari Sabtu, KBRI pun sudah berkomunikasi dengan para WNI dan kita telah meminta para WNI untuk memanfaatkan hotline baik yang ada di KBRI Damaskus maupun di Kemlu sendiri," kata Arrmanatha.

Hingga saat ini, Kemlu belum memberi keterangan lanjut terkait WNI di sana. Namun, Kemlu sudah mengeluarkan surat larangan kunjungan ke Suriah.

"Kemlu juga telah mengeluarkan travel warning untuk tidak berkunjung ke Suriah," pungkasnya.

Let's block ads! (Why?)