WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pengumuman sudah dibuat. Amerika Serikat ( AS) dan Korea Utara ( Korut) bakal bertemu di meja perundingan di akhir Mei mendatang.
Kondisi yang bisa menjadi fakta sejarah mengingat sebelumnya, tidak ada Presiden AS aktif yang duduk semeja dengan Pemimpin Korut.
Namun, rencana pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong Un tersebut mulai mendapat keraguan dari beberapa pakar.
Diberitakan Sky News Sabtu (10/3/2018), keraguan utama adalah timbal balik seperti apa yang bakal didapat AS jika menggelar pertemuan dengan Korut.
Pendapat tersebut diutarakan oleh Pakar Korea dari lembaga think tank Heritage Foundation, Bruce Klingner.
Baca juga : Trump dan Kim Jong Un Bakal Bertemu pada Mei 2018
Klinger menekankan kepada nasib tiga warga negara AS yang masih ditahan otoritas Korut dengan tuduhan kegiatan spionase dan berencana melawan negara.
Mereka adalah Kim Dong Chul (ditahan Oktober 2015), Kim Sang Duk (ditahan 21 April 2017), dan Kim Hak Song (7 Mei 2017).
"Trump kelihatannya bakal menghabiskan waktu pertemuan tersebut tanpa mendapat apapun dari Korut. Bahkan, untuk sekedar membebaskan tiga warga AS," kata Klingner.
Pendapat yang sama juga disuarakan mantan pejabat senior Kementerian Luar Negeri, Evans Revere.
Revere berkata, perundingan bisa gagal jika kedua negara sama-sama gagal dalam mendeskripsikan denuklirisasi seperti apa yang mereka inginkan.
Bagi AS, denuklirisasi berarti Korut harus menghentikan program senjata nuklirnya maupun rudal jelajah mereka.
Sementara bagi Korut, denuklirisasi berarti AS haris menarik seluruh pasukannya yang ditempatkan di Korea Selatan (Korsel).
"Mereka juga harus menghentikan program latihan militer mereka, dan menghentikan pembangunan sistem pertahanan udara di Semenanjung Korea," tutur Revere.
Suara minor itu coba diredam oleh Trump lewat kicauannya di Twitter. Pemimpin 71 tahun tersebut berujar, pertemuan dengan Korut bakal sangat penting bagi dunia.
"Jika terlaksana dan sukses, maka kondisi tersebut sangat baik untuk seluruh komunitas internasional. Waktu dan tempat segera dipersiapkan," tutur Trump.
The deal with North Korea is very much in the making and will be, if completed, a very good one for the World. Time and place to be determined.
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) March 10, 2018
Adapun dalam pernyataan Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders, AS tidak akan terburu-buru untuk melaksanakan pertemuan dengan Korut.
" Pertemuan tidak akan terjadi sampai kami melihat aksi yang sesuai dengan retorika dan ucapan Korut," tutur Sanders.
Baca juga : Wapres AS: Ajakan Korut Bukti Strategi Trump Berhasil
Baca dong https://internasional.kompas.com/read/2018/03/10/17454021/ketika-rencana-pertemuan-as-dan-korut-diliputi-keraguan
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ketika Rencana Pertemuan AS dan Korut Diliputi Keraguan"
Posting Komentar