Korban Tewas Kebakaran Mal di Rusia Capai 64 Orang

KEMEROVO, KOMPAS.com - Pemerintah Rusia mengonfirmasi jumlah terbaru korban tewas dalam kebakaran sebuah pusat perbelanjaan di Kemerovo, Rusia Minggu (25/3/2018).

Diwartakan kantor berita AFP Senin (26/3/2018), Menteri Urusan Darurat Vladimir Puchkov berkata, kebakaran di Winter Cherry itu merenggut nyawa 64 orang.

"Jumlah ini kami perkirakan sudah final," kata Puchkov. Sebelumnya, dilaporkan 56 orang tewas dalam insiden tersebut.

Daily Mirror memberitakan, 41 dari 64 orang korban tewas diperkirakan anak-anak. Selain itu, 47 orang lainnya mengalami luka-luka.

Dari hasil penyelidikan awal, diduga api berasal dari salah satu bioskop, dan menghancurkan lebih dari 1.000 meter persegi area bioskop.

Seorang saksi mata, Anastasia Klepova kepada kanal televisi Rossiya 24 berkata, sinyal evakuasi hanya aktif dua kali.

Awalnya, dia dan pengunjung lainnya berpikir sinyal itu aktif karena sampah yang tidak sengaja terbakar di dalam toilet.

"Kami mulai menyadari ada masalah setelah melihat asap dan suasana mulai gelap. Dalam 2-3 menit kemudian, asap semakin pekat," kata Kepova.

Dalam kepanikan itu, dilaporkan sejumlah anak-anak terpisah dari orangtuanya di wahana trampoline.

"Saya melihat anak-anak yang tidak bersama orangtua mereka. Kami berusaha sebisa mungkin untuk menyelamatkan mereka," kata saksi mata lain, Danila Piyut.

Menteri Kesehatan Veronika Skvortsova berujar, di tempat kejadian, seorang bocah berusia 11 tahun mengalami luka serius setelah meloncat dari ketinggian sembilan meter.

Adapun Komite Investigasi Rusia menyatakan, mereka telah membuka penyelidikan akan adanya unsur pidana dalam kebakaran itu.

Total ada empat orang yang ditangkap. Termasuk di dalamnya pengelola pusat perbelanjaan, Nadezhda Suddenok.

Kebakaran di Winter Cherry Kemerovo, seperti dilansir AFP, menjadi kebakaran dengan korban tewas terbesar kedua dalam sembilan tahun terakhir.

Adapun yang terbesar terjadi di sebuah klab malam di kota Perm, 1.200 kilometer di sebelah timur Moskwa pada 2009. Saat itu, 156 orang dilaporkan tewas.

Let's block ads! (Why?)