Search

Eropa dan AS Ramai-ramai Umumkan Pengusiran Diplomat Rusia

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Buntut dari percobaan pembunuhan terhadap mantan agen ganda, Rusia menghadapi gelombang pengusiran di Eropa dan Amerika Serikat ( AS).

CNN melaporkan Senin (26/3/2018), total ada lebih dari 100 diplomat Rusia yang harus angkat kaki.

Presiden Uni Eropa (UE) Donald Tusk berkata, terdapat 14 negara yang sudah mengumumkan persona non grata (tidak menginginkan) diplomat Rusia di negara mereka.

"Tindakan lanjutan, antara lain pengusiran tambahan, bisa terjadi dalam beberapa hari atau pekan mendatang," kata Tusk dari Varna, Bulgaria, dilansir AFP.

Jerman, Perancis, dan Polandia mengumumkan bahwa masing-masing negara bakal mengusir empat diplomat Rusia.

Baca juga : Ikuti Inggris, Negara-negara Ini Bakal Usir Diplomat Rusia

Kemudian dari Ukraina, Presiden Petro Poroshenko mengumumkan bahwa 13 diplomat Kremlin harus segera angkat koper dari Kiev.

Dalam pernyataannya, sejak awal hubungan Kiev dan Moskwa sudah "dingin" sejak Rusia menduduki Criema pada 2014, dan mendukung aksi separatis di kawasan utara Ukraina.

"Langkah selanjutnya adalah memperbesar konsekuensi yang harus dibayar Moskwa karena kejahatan internasional yang mereka lakukan," beber Poroshenko.

Dari kawasan Amerika Utara, AS menjadi negara yang paling besar mengusir diplomat Rusia dengan 60 orang harus segera pergi dari Negeri "Paman Sam".

Rinciannya, 48 orang diduga melakukan aksi spionase di Washington. Sedangkan sisanya di New York.

Selain itu, Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders berkata, Presiden Donald Trump juga memerintahkan penutupan terhadap kantor Konsulat Rusia di Seattle.

Pengusiran itu terjadi 11 hari setelah AS menerbitkan sanksi baru terhadap individu di Rusia yang diduga melakukan intervensi terhadap Pilpres 2016.

"Langkah AS hari ini sebagai bentuk cara mengurangi kemampuan Rusia memata-matai AS, dan mengancam keamanan negara ini," terang Sanders.

Adapun Kanada, melalui Menteri Luar Negeri Chrystia Freeland, mengumumkan bakal meminta empat diplomat Rusia pergi dari sana.

Keputusan negara-negara di Eropa dan Amerika Utara mendapat respon positif dari Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson.

"Hari ini, komunitas internasional memberikan respon luar biasa dengan melakukan pengusiran terbesar terhadap diplomat Rusia, dan membantu mempertahankan keamanan bersama," kata Johnson di Twitter.

Sebelumnya pada 14 Maret, Perdana Menteri Theresa May mengumumkan pengusiran kepada 23 diplomat Rusia yang diduga adalah agen rahasia.

Langkah tersebut dilakukan setelah kasus Sergei Skripal, mantan agen ganda dan putrinya Yulia, ditemukan di sebuah bangku di Salisbury 4 Maret lalu.

Dalam tubuh mereka, Inggris menemukan senyawa kimia bernama Novichok. Senyawa tersebut merupakan racun saraf paling mematikan yang diciptakan di era Uni Soviet.

Kremlin kemudian membalas Inggris dengan mengusir 23 diplomat, serta menghentikan kantor organisasi internasional British Council (17/3/2018).

Baca juga : 23 Diplomat Rusia Tinggalkan Kedutaan Besar di London


Let's block ads! (Why?)

Baca dong https://internasional.kompas.com/read/2018/03/26/22313641/eropa-dan-as-ramai-ramai-umumkan-pengusiran-diplomat-rusia

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Eropa dan AS Ramai-ramai Umumkan Pengusiran Diplomat Rusia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.