SERAMBINEWS.COM - Jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi yang tewas di Konsulat Saudi di Istanbul, selama ini menganggap Turki sebagai negara kunci untuk Timur Tengah yang baru.
Hal itu disampaikan oleh rekan Khashoggi, Sarah El Deeb, seorang jurnalis AP yang tinggal di Lebanon, ketika diwawancarai AP beberapa waktu lalu.
"Menurut teman-teman, Jamal Khashoggi adalah seorang warga Arab yang bangga akan negaranya. Dia bercita-cita untuk mendirikan pangkalan di tanah leluhurnya di Turki karena jasa Turki bagi masyarakat Arab yang hidup di pengasingan yang mencari perlindungan di sana," kata dia.
"Bagi Khashoggi, seorang pencinta sejarah, masyarakat Arab yang berkembang dan kekuatan Turki di Timur Tengah menggaungkan masa kejayaan Kerajaan Ottoman, yakni ketika Istanbul menjadi pusat kebudayaan Timur Tengah," tambah El Deeb.
Kashoggi berencana untuk menikahi tunangannya di Turki pada 3 Oktober. Dia bahkan telah membeli sebuah rumah di Istanbul.
Baca: Potongan Jenazah Jamal Khashoggi Ditemukan di Kebun Rumah Konjen Saudi
Eiad Alhaji, seorang sutradara asal Suriah dan teman Khashoggi mengungkapkan, "Kami biasa berdiskusi karena kami sama-sama jauh dari negara dan warga sebangsa kami. Kami bertukar pandang soal apa yang terjadi dengan orang-orang Arab di Turki dan Amerika. Saya sebagai seorang Suriah, dan dia sebagai seorang Saudi."
Teman Khashoggi lainnya, Fatih Oke, mengatakan bahwa dia dan Khashoggi berencana untuk melakukan beberapa proyek.
Menurut dia, Khashoggi mendukung kebijakan Turki mengenai Suriah, namun mengkritik sikap pemerintah Saudi terhadapnya.
Azzam Tamimi, seorang warga Inggris-Palestina, mengatakan bahwa Khashoggi telah menemukan tempat yang nyaman di Istanbul.
"Di Istanbul dia tidak merasa seperti orang asing, karena orang-orangnya, makanan, bahkan tradisinya yang hangat," kata Tamimi.
"Selain itu, otoritas Turki saat ini adalah yang paling dekat dengan orang-orang Arab sejak jatuhnya Kekaisaran Ottoman 100 tahun yang lalu. Erdogan dan partainya terbuka dengan orang-orang Arab," tambah dia.
Baca: Jamal Khashoggi Dibunuh Diduga Karena Mengetahui Arab Saudi Gunakan Senjata Kimia di Yaman
Khashoggi terakhir terlihat pada 2 Oktober, ketika dia memasuki Konsulat Saudi di Istanbul.
Di hari yang sama, 15 warga Saudi, termasuk beberapa pejabat negara, tiba di Istanbul dan mengunjungi gedung konsulat itu. Seluruh individu tersebut dinyatakan telah meninggalkan Turki.
Tim penyelidik gabungan Turki-Saudi telah menyelesaikan investigasi kasus ini setelah melakukan penggeledahan di kediaman konsul jenderal, juga di Konsulat Saudi di Istanbul.
Baca: Recep Tayyip Erdogan: Kami Masih Punya Bukti Pembunuhan Jamal Khashoggi
Setelah berhari-hari menyangkal mengetahui keberadaannya, Arab Saudi kemudian menyatakan Khashoggi tewas dalam perkelahian di dalam konsulat.(Anadolu Agency)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Khashoggi Pandang Turki sebagai Negara Kunci di Timur Tengah Baru"
Posting Komentar