NEW DELHI, KOMPAS.com - Suku Sentinel, penghuni Pulau Sentinel Utara, Kepulauan Andaman, India diyakini sebagai keturunan terakhir dari manusia pertama yang tiba di Asia.
Mereka begitu menutup diri dari dunia luar dan tak segan untuk membunuh orang asing yang mendekati pulau. Bahkan petualang abad 13 Marco Polo menyebut mereka brutal dan kejam.
Tak ada yang banyak diketahui tentang suku Sentinel sehingga menjadi rintangan utama untuk mendekati dan berinteraksi dengan mereka.
Meksi demikian, pemerintah berkomitmen untuk melindungi suku Sentinel.
Baca juga: Jenazah Pria AS yang Dipanah Suku Sentinel Kemungkinan Tak Bisa Diambil
Kini, kepolisian India tengah berada dalam dilema untuk mengambil jenazah pria Amerika Serikat John Allen Chau yang tewas dipanah suku Sentinel.
Jenazah Chau bahkan belum diketahui keberadaannya. Di sisi lain, pihak berwenang juga harus menjaga privasi di sekitar Sentinel Utara.
Interaksi dengan orang luar dapat menjadi bencana besar bagi kesehatan suku Sentinel, sebab mereka tidak memiliki ketahanan terhadap penyakit asing.
Jika polisi pergi ke pulau untuk mengambil jenazah Chau, mereka mungkin juga terbunuh.
Pihak berwenang terus berkomunikasi dengan ahil antropologi dan kesejahteraan suku tentang cara terbaik berinteraksi dengan suku terasing itu.
"Jangan mengenakan apa pun," ucapnya kepada AFP.
"Hanya dengan itu, Anda bisa berharap memiliki semacam interaksi," imbuhnya.
Baca juga: Penculikan di Abad 19 Penyebab Suku Sentinel Trauma Orang Asing?
Kapoor pernah berhasil berinteraksi dengan Onge, suku Andaman lainnya.
"Baru setelah saya menanggalkan pakaian saya, kecuali pakaian dalam saya," ucapnya.
"Kami tidak tahu tentang sistem komunikasi mereka, sejarah, dan budaya mereka. Jadi bagaimana kami bisa mendekati mereka," tutur Kapoor.
Menurut dia, suku Sentinel membenci siapa pun yang mengenakan seragam. Jika mereka melihat seseorang memakai pakaian, mereka akan membunuhnya langsung di tempat.
"Apa yang kita tahu, mereka telah dibunuh dan dianiaya secara historis oleh Inggris dan Jepang. Mereka membenci siapa pun yang berseragam," katanya.
"Biarkan mereka seperti itu. Biarkan mereka hidup damai dalam ekosistem. Jangan ganggu mereka karena hanya akan membuat mereka makin agresif," imbuhnya.
Pengawasan di sekitar pulau
Ahli hak kesukuan dan penulis buku tentang kepulauan Andaman dan Nicobar, Pankaj Sekhsaria, memperingatkan otoritas India untuk memperkuat pengawasan di sekitar Sentinel Utara untuk mencegah peniru Chau lainnya.
"Pemerintah India mengerti masalah yang ada, mereka sudha memikirkan perihal pengawasan," ucapnya.
Sebelum menyerang Chau dengan panah, panah pernah ditembakkan ke arah helikopter yang memerika kondisi mereka setelah peristiwa tsunami pada 2004. Dua nelayan yang pernah kesasar mendekati pulau, juga terbunuh pada 2006.
Baca juga: Polisi India Kesulitan Ambil Jenazah Pria AS yang Dipanah Suku Sentinel
Namun, Lembaga Survei Antropologi India pernah mengalami sedikit kontak dengan pulau itu.
"Ketika kami pergi ke sana, tidak ada yang terjadi. Senior kami mengunjungi pulau itu dan mereka kembali," kata kepala survei Andaman C Raghu.
Dia berpendapat, interaksi dengan suku Sentinel tidak hanya terbatas pada risiko penyakit.
"Anda juga harus memikirkan bagaimana menangani diri sendiri, apa yang harus dikatakan dan apa yang harus dibagi kepada mereka," katanya.
"Bagi mereka, siapa pun yang datang ke sana, berasal dari luar, dunia yang baru," imbuhnya.
Baca dong https://internasional.kompas.com/read/2018/11/24/18400081/begini-saran-ahli-supaya-bisa-berinteraksi-dengan-suku-sentinel
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Begini Saran Ahli supaya Bisa Berinteraksi dengan Suku Sentinel"
Posting Komentar