UKRAINA – Buntut penembakan dan penahanan tiga kapalnya, Ukraina minta Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan darurat sekaligus menyerukan penjatuhan sanksi internasional terhadap Moskow setelah Rusia melepaskan tembakan serta menahan tiga kapal Ukraina di perairan Semenanjung Krimea.
Insiden bermula ketika dua kapal artileri Ukraina, Berdyansk dan Nikopol, serta kapal tunda Yana Kapa tengah berlayar dari Pelabuhan Odessa di Laut Hitam ke Mariupol di Laut Azov.
Ukraina mengklaim pihak Rusia mencoba menghadang tiga kapal itu dan menabrak kapal tunda. Ketiga kapal itu melanjutkan pelayaran ke arah Selat Kerch, namun dihadang kapal tanker. Enam awak kapal dilaporkan mengalami luka-luka
Rusia mengutus dua kapal tempur dan dua helikopter ke area tersebut. Kapal-kapal Ukraina dituduh memasuki perairan Rusia secara ilegal dan lalu lintas di perairan itu dihentikan untuk sementara karena alasan keamanan.
Badan Keamanan Rusia mengonfirmasi salah satu kapal patrolinya menggunakan kekerasan untuk menahan tiga kapal Ukraina, seraya mengklaim bahwa hanya tiga awak kapal yang cedera.
BBC melansir Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, langsung mengadakan pertemuan darurat dengan “kabinet perangnya” untuk menanggapi insiden ini, sebut juru bicara presiden.
Atas insiden tersebut, Uni Eropa meminta Rusia “mengembalikan kebebasan bergerak di Selat Kerch” dan mendesak “semua pihak menahan diri”.
Sementara itu, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), “mendukung kedaulatan Ukraina dan kesatuan wilayahnya secara penuh, termasuk hak bernavigasi di wilayah teritorialnya.
NATO juga mengatakan Rusia mesti “memastikan akses tak terhalang ke pelabuhan-pelabuhan Ukraina di Laut Azov”.
Apa latar belakang insiden ini?
Perairan dangkal Laut Azov terletak di sebelah timur Krimea dan sebelah selatan sejumlah wilayah yang diduduki sebagian oleh kelompok separatis pro-Rusia.
Dua pelabuhan Ukraina di pesisir utara, Berdyansk and Mariupol, memainkan peranan krusial dalam mengekspor biji-bijian dan baja sekaligus mengimpor batu-bara.
Perjanjian 2003 antara Ukraina dan Rusia menjamin kebebasan berlayar bagi kapal-kapal kedua negara.
Akan tetapi, akhir-akhir ini Rusia mulai memeriksa kapal-kapal yang berlayar dari dan ke pelabuhan-pelabuhan Ukraina. Moskow beralasan pemeriksaan itu diperlukan demi keamanan, sembari merujuk pada ancaman bahaya dari kaum radikal Ukraina.
Aksi pemeriksaan itu dimulai setelah Ukraina menahan sebuah kapal nelayan dari Krimea pada Maret lalu.
Lebih dari 10.000 orang tewas di bagian timur Donetsk and Luhansk sejak kelompok-kelompok separatis angkat senjata melawan Ukraina pada April 2014.
Ukraina dan negara-negara Barat menuduh Rusia mengerahkan pasukan ke wilayah itu sekaligus mempersenjatai kelompok -kelompok separatis.
Moskow membantah hal ini, namun berkilah para relawan Rusia-lah yang membantu para pemberontak.(tri)
Baca dong http://poskotanews.com/2018/11/26/ukraina-minta-dewan-keamanan-pbb-gelar-pertemuan-darurat-dan-jatuhkan-sanksi/Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ukraina Desak DK PBB Gelar Pertemuan Darurat dan Jatuhkan Sanksi"
Posting Komentar