"Organisasi internasional gagal mencegah genosida di Rwanda dan itu meninggalkan rasa penyesalan yang pahit," kata Annan pada peringatan 10 tahun genosida.
Pada akhir tahun 2006, satu bulan sebelum mengundurkan diri sebagai Sekjen PBB, Annan berjanji tidak akan pernah melupakan Afrika. Ia berkiprah di PBB setelah 10 tahun.
Meski sudah tak lagi bekerja di PBB, Annan rupanya tidak lelah dan ingin mencurahkan waktu untuk bekerja di Afrika dan menawarkan layanan konsultasi (diplomasi).
Lebih dari satu tahun kemudian, harapan itu terpenuhi. Uni Afrika meminta keterampilan diplomatik Annan untuk bertindak sebagai mediator dalam krisis politik di Kenya. Ia juga diminta membantu untuk meredam aksi kekerasan pemilu.
Kofi Annan tiba di Nairobi pada akhir Januari 2008. Negara itu 'hancur' oleh kekerasan politik-etnis, yang menyebabkan lebih dari 600.000 orang mengungsi. Peristiwa terjadi setelah kandidat oposisi Raila Odinga menentang terpilihnya kembali presiden Mwai Kibaki.
Untuk menangani hal tersebut, Annan memesan kamar di sebuah hotel besar di Nairobi. Ia pun mengadakan mediasi awal antara kedua belah pihak, antara perwakilan pemerintah dan oposisi. Mediasi awal tidak memberikan pertanda baik.
Namun, pada akhir Februari 2008, tekanan besar dari organisasi internasional (PBB), yang dipelopori Amerika Serikat berhasil meredam konflik politik etis di Nairobi. Annan berhasil memulihkan ketenangan di Nairobi.
Baca dong https://www.liputan6.com/health/read/3622619/kofi-annan-dan-afrika-bersedih-karena-genosida-hingga-sukses-berdiplomasiBagikan Berita Ini
0 Response to "Kofi Annan dan Afrika: Bersedih karena Genosida hingga Sukses Berdiplomasi"
Posting Komentar