Presiden Rouhani: Amerika Tak Berani Menyerang Iran

TEHERAN, iNews.id - Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut Amerika Serkat (AS) tidak punya keberanian untuk menyerang Iran.

Menurut Rouhani, AS mempertimbangkan kekuatan militer Iran dan biaya besar yang harus dikeluarkan jika perang benar terjadi.

"Mengapa AS tidak menyerang kita? Karena kekuatan kita, karena AS tahu akan konsekuensinya," kata Rouhani, dalam pidatonya yang disiarkan televisi nasional memperingati Hari Industri Pertahanan Nasional, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (21/8/2018).

Lika-Liku Hubungan Amerika dan Iran, Semua Gara-Gara Nuklir

Di samping itu, dia juga menekankan mengapa sangat penting bagi Iran untuk mengembangkan kekuatan militer. Dia menjelaskan militer yang kuat akan dapat mengantisipasi keinginan negara lain yang akan merebut wilayah dan sumber daya Iran.

"Kita harus membuat diri kita siap untuk bertempur melawan kekuatan militer yang ingin mengambil wilayah dan sumber daya," ujarnya.

Hubungan Iran dan AS berada di titik terendah setelah pemerintahan Donald Trump keluar dari kesepakatan nuklir yang diteken pada 2015. Dengan demikian, AS kembali memberlakukan sanksi baru terhadap Iran, terhitung sejak 7 Agustus 2018.

Usai menjatuhkan sanksi, Trump sempat mengatakan siap berdialog dengan Iran membahas nuklir. Namun Iran dengan tegas menolaknya.

Pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan, Iran tak akan menerima tawaran maupun berinisiatif mengajak AS bernegosiasi. Selain itu, Iran juga tak ingin berperang dengan AS.

"Dalam hal ini, izinkan saya menyampaikan beberapa hal kepada masyarakat: Tidak akan ada perang atau kami negosiasi dengan AS," kata Khamenei.

Dia juga menyebut memburuknya perekonomian Iran bukan hanya karena dampak sanksi AS, tapi ada kesalahan pengelolaan di dalam negeri.

"Para ahli ekonomi dan banyak pejabat yakin penyebab masalah ini bukan karena dari luar, tapi dari dalam negeri. Bukannya sanksi (AS) tidak berdampak, tetapi faktor utamanya adalah bagaimana kami menangani mereka (masalah dalam negeri)," tuturnya.

Editor : Anton Suhartono

Let's block ads! (Why?)