Search

Strategi PPIH Hadapi Puncak Haji

IHRAM.CO.ID,  OLEH ERDY NASRUL dari Makkah

MAKKAH — Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyusun strategi mengantisipasi segala kemungkinan terburuk ketika puncak haji. Salah satunya adalah dengan membuat Satuan Operasi Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Sat Ops Armina).

Mereka terbagi menjadi tiga satuan tugas: Satgas Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Masing-masing harus tiba di lokasi beberapa jam sebelum jamaah tiba. Bahkan satgas yang pertama sudah tiba di Arafah sehari sebelum jamaah tiba. Semuanya mengecek kesiapan tempat yang akan ditempati jamaah.

Fase Mina adalah yang paling akhir. Di sanalah jamaah akan merasakan keletihan yang tinggi, karena harus berjalan jauh setiap hari. “Di titik ini perhatian kita harus lebih intensif, karena akan banyak jamaah kelelahan. Kami akan banyak mencurahkan tenaga di sini, terutama pada tanggal 10 Dzulhijjah saat jamaah melaksanakan aqabah,” kata Koordinator Tim Gerak Gepat dr Jerry N Pattimura, Sp.PD di Makkah pada Senin (20/8).

Dia mengatakan, ini menjadi momen paling penting yang perlu disiapkan. Tim kesehatan telah menyusun strategi khusus untuk melayani jamaah, salah satunya dengan membuka satu pos kesehatan besar di Arafah dan enam pos kesehatan satelit yang tersebar di beberapa maktab.

Baca: Jamaah Laksanakan Wukuf

Pos kesehatan satelit ini berfungsi agar jamaah dapat lebih dekat untuk meminta bantuan kesehatan terutama apabila ada kondisi kegawatdaruratan atau membutuhkan reaksi yang lebih cepat.

“Di sepanjang jalur Muzdalifah disiapkan 11 pos kesehatan. Sementara di Mina sudah disiapkan 2 pos kesehatan besar di depan pintu terowongan Mina (terowobgan Muaisim)  dan di Mina Jadid,” jelas Jerry.

Pos tersebut menjadi tempat perawatan jamaah. Mereka yang membutuhkan pelayanan kesehatan akan menjalani observasi dan terapi obat. Kemenkes RI telah menyiapkan alat kesehatan yang cukup lengkap. Namun Apabila ada suatu penyakit yang tidak bisa ditanggulangi maka jamaah yang sakit akan segera dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi terdekat.

Sementara di sepanjang jalur Jamarat juga disiapkan 10 pos mobile. Petugas crisis mobile akan melarikan jamaah yang membutuhkan perawatan intensif ke sana.

Jerry menegaskan pengendalian kesehatan di Armina ini sudah disiapkan jauh-jauh hari. Tim Gerak Cepat dibantu Tim Promotif Preventif telah melakukan edukasi kepada jamaah. Materi yang disampaikan adalah tentang upaya pencegahan gangguan kesehatan. Jamaah harus mengukur kemampuan mereka seperti apa, sehingga tidak memaksakan diri untuk melaksanakan berbagai kegiatan.

Baca Juga: Amirul Hajj: Jokowi Titip Doa Arafah

Jika tak mampu melaksanakan wajib dan rukun haji, maka opsinya adalah badal haji atau mewakilkan pelaksanaan wajib haji. Opsi tersebut lebih menguntungkan jamaah berisiko tinggi. Mereka tidak harus bersusah payah. Ibadah haji mereka terlaksana dengan baik. “Bagaimana pun, pencegahan lebih penting dibanding mengobati,” katanya.

Tim Promotif Preventif telah memberikan alat pelindung diri (APD) yang akan mencegah banyak sekali masalah-masalah kesehatan. Gangguan kesehatan timbul dari risiko yang ada seperti kelelahan ataupun cuaca. Hal itu dapat diminalisasi bila jamaah patuh menggunakan APD dan mengikuti saran tim kesehatan jamaah haji yang ada di setiap kelompok terbang.

Cuaca di Arab Saudi sangat panas. APD akan mencegah penyakit yang sudah diderita kambuh. Menurut Jerry, angka jamaah haji yang memiliki risiko tinggi kesehatam (Risti) di atas 60 persen. Jamaah haji Indonesia yang Risti ini sudah mempunyai penyakit yang dibawa dari Indonesia. "Kondisi fisik dan lingkungan di sini akan memicu kekambuhan penyakit. Oleh karena itu penggunaan APD dan perilaku hidup sehat akan mencegah terjadinya kekambuhan," tambahnya.

Banyaknya jamaah risti menjadi tantangan bagi tim kesehatan. Tantangan lainnya adalah jarak yang cukup jauh, terutama di area Mina Jadid sampai ke Jamarat yang harus ditempuh jalan kaki. Hal ini juga merupakan tantangan tersendiri bagi tim kesehatan terhadap masalah kesehatan akibat kelelahan atau faktor cuaca seperti kejang panas (heatstroke).

PPIH Bidang Kesehatan berjumlah lebih dari 300 personil. Sebagian bertugas di Armina. Lainnya di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) untuk menangani pasien yang menjalani perawatan. Sebanyak 12 dokter spesialis, dokter- dokter umum yang berpengalaman, perawat serta tenaga farmasi dan gizi, disipakan sepanjang prosesi Armina. Mereka disebar ke berbagai pos kesehatan yang akan melayani jamaah setiap sahat.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Dr Eka Jusup Singka meminta semua petugas untuk siaga dan memberikan layanan terbaik untuk jamaah. "Petugas selalu siap. Jamaah pun harus mempersiapkan diri. Gunakan waktu yang tinggal sedikit ini untuk istirahat. Siapkan fisik. Siapkan mental," tegas Eka.

Let's block ads! (Why?)

Baca dong https://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/kabar-dari-tanah-suci/18/08/20/pdqzxk313-strategi-ppih-hadapi-puncak-haji

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Strategi PPIH Hadapi Puncak Haji"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.