WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Di saat sengketa diplomatik antara Arab Saudi dan Kanada kian memanas, maka salah satu negara yang memantau perkembangan masalah ini adalah Amerika Serikat.
Sebab, baik Arab Saudi maupun Kanada adalah sekutu dekat AS. Jadi siapa yang akan didukung Presiden Donald Trump dalam masalah ini?
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri AS pada Selasa (7/8/2018) menekankan, Kanada dan Arab Saudi sama-sama rekan terdekat Amerika Serikat.
"Amerika Serikat mendukung penghormatan terhadap kemerdekaan dan kebebasan individu, termasuk di dalamnya perbedaan pendapat," ujar juru bicara itu.
Baca juga: Selain Beasiswa Dicabut, Mahasiswa Saudi Juga Diminta Tinggalkan Kanada
Juru bicara Kemenlu yang tak mau disebut namanya itu menambahkan, Washington telah meminta informasi lengkap soal aktivis yang ditahan pemerintah Arab Saudi.
"Kami terus mendorong pemerintah Arab Saudi untuk memastikan menyediakan informasi terkait kasus hukum terhadap para aktivis itu," tambah dia.
Menyusul penahanan aktivis perempuan Samar Badawi, Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland menyuarakan keprihatinan lewat akun Twitternya pekan lalu.
Pernyataan itu kemudian disusul cuitan akun resmi Kemenlu Kanada yang mengkritik catatan pelanggaran HAM Arab Saudi.
Menanggapi komentar Kanada itu, pemerintah Arab Saudi langsung memutus hubungan diplomatik dengan negeri tetangga AS itu.
Saudi juga membekukan semua perjanjian dagang dan investasi dengan Kanada, menghentikan operasi maskapai penerbangannya ke Toronto, dan memerintahkan 16.000 mahasiswa Saudi yang mendapat beasiswa di Kanada untuk mencari program baru di negara lain.
Riyadh menegaskan, tidak akan membiarkan negara manapun mencampuri urusan dalam negerinya. Langkah Saudi ini langsung didukung negara-negaraArab sekutu regional Saudi termasuk Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Palestina.
Baca juga: Arab Saudi Usir Duta Besar Kanada di Riyadh
Di tengah cepatnya perkembangan masalah ini, Menlu Freeland menegaskan posisi Kanada dalam sengketa diplomatik itu.
"Kanada akan selalu berdiri membela hak asasi manusia di dalam negeri dan seluruh dunia. Dan, hak-hak perempuan termasuk di dalam HAM," ujar Freeland seperti dikutip Reuters.
Sementara itu, AS memiliki perjanjian aliansi dengan Kanada lewat keanggotaan NAT0. Perjanjian aliansi resmi semacam ini tidak ada di antara AS dan Arab Saudi.
Di saat yang sama, Presiden Trump tengah berseteru dengan PM Justin Trudeau terkait masalah perdagangan.
Bahkan, secara terbuka Trump menyebut Trudeau sebagai sosok tidak jujur dan lemah pada Juni lalu.
Di sisi lain, Trum tengah membangun hubungan lebih dekat dengan Arab Saudi. Hal itu terlihat ketika Saudi menjadi negara pertama yang dikunjungi Trump setelah dilantik menjadi presiden pada 2017.
Pada Maret lalu, saat menerima putra mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman di Washington, Trump mengatakan, hubungan AS dan Arab Saudi saat ini jauh lebih baik dari masa-masa sebelumnya.
Sejumlah kritik menyebut AS telah melunak dalam menyikapi pelanggaran HAM di luar negeri sejak Trump berkuasa.
Banyak kalangan menyebut pujian Trump terhadap para pemimpin di Rusia, Mesir, Korea Utara, dan Arab Saudi adalah bentuk dari melemahnya sikap AS itu.
Baca juga: Usai Usir Dubes Kanada, Saudi Tangguhkan Penerbangan Langsung ke Toronto
"Pemerintahan Trump tidak peduli dengan masalah HAM di Arab Saudi atau peduli dengan Kanada," kata Roland Paris, guru besar di Universitas Ottawa yang juga mantan penasihat PM Justin Trudeau.
"Pemerintah Saudi memahami hal ini. Mereka kini memiliki kesempatan untuk menyerang balik terhadap kritikan atas catatan pelanggaran HAM mereka," tambah Paris.
Baca dong https://internasional.kompas.com/read/2018/08/08/15495271/sengketa-arab-saudi-dan-kanada-memanas-siapa-bakal-didukung-trump
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sengketa Arab Saudi dan Kanada Memanas, Siapa Bakal Didukung Trump?"
Posting Komentar