Pemerintah AS pada Jumat (31/8) mengumumkan tidak akan lagi memberi dana bagi badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), hanya satu minggu setelah menghentikan bantuan lain bagi Palestina sebesar US$200 juta.
Ini merupakan serangkaian langkah kontroversial paling baru dari pemerintah Donald Trump yang membuat pemerintah Israel gembira tetapi mengagetkan dan menyebabkan kekesalan di kalangan negara adidaya dunia serta Palestina.
Bagi Palestina langkah ini membuat impian mendirikan negara sendiri semakin jauh untuk diwujudkan.
Pemotongan dana ini terjadi ketika masyarakat internasional mencoba mencapai kesepakatan untuk bisa memasukkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza tempat sebagian besar penduduknya hidup dari pemberian bantuan.
Amerika Serikat sejak lama merupakan donor terbesar UNRWA dengan bantuan lebih dari US$350 juta per tahun.
UNRWA dibentuk pada 1949 untuk membantu pengungsi Palestina yang kehilangan rumah mereka akibat perang yang berkecamuk setelah negara Israel didirikan. (AFP/Jaafar Ashtiyeh)
|
Israel dan AS keberatan dengan fakta bahwa warga Palestina bisa mewariskan status pengungsi kepada anak-anak mereka, dan ingin agar jumlah pengungsi yang ada di dalam daftar UNWRA dikurangi secara besar-besaran.
Palestina menuduh AS bersikap berat sebelah dan mencoba mencabut hak-hak mereka.
Seminggu sebelumnya, pemerintah AS menghentikan pendanaan USAID bagi Palestina berjumlah lebih dari US$200 juta per tahun.
Pada Desember 2017, AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Langkah ini menafikan konsensus internasional bahwa status kota yang diperebutkan harus dirundingkan oleh Israel dan Palestina.
Pembukaan kedutaan besar AS di Yerusalem pada Mei lalu memicu aksi protes warga Palestina yang menyebabkan puluhan pengunjuk rasa di Gaza tewas ditembak militer Israel.
Seorang diplomat Eropa mengatakan bahwa langkah AS, diambil bersamaan dengan tekad negara itu memveto setiap langkah yang mengkritisi Israel di Dewan Keamanan PBB, memperkuat pemerintah Israel yang dianggap sebagai pemerinth yang paling sangat ekstrim kanan dalam sepanjang sejarah negara ini.Diplomat itu mengatakan Israel semakin yakin bahwa negara itu memiliki kebebasan untuk meningkatkan penambahan pemukiman Yahudi bahkan berpikir untuk mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat.
Alan Baker, mantan diplomat Israel yang kini berprofesi sebagai pengamat, mengatakan pemerintah Israel akan gembira dengan keputusn menghentikan bantuan keuangan itu.
"Masalah UNRWA sangat logis karena badan ini sudah ketinggalan zaman dengan mempertahankan status pengungsi bukan mencoba menyelesaikan isu ini."
Tidak Ada Daya Tawar
Baker mengatakan tujuan pemotongan dana itu adalah memaksa Palestina kembali ke meja perundingan, meski banyak pihak mengatakan hal itu sulit untuk terjadi.
Tim Presiden Trump, yang dipimpin oleh menantunya Jared Kushner dan Utusan Timur Tengah Jason Greenblatt, menyorongkan langkah yang disebut pemimpin AS ini sebagai "kesepakatan akhir", tetapi Palestina memboikot pemerintah AS sejak pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Pemotongan dana ini membuat AS hanya sedikit membantu Palestina, dan seorang diplomat Eropa lain menyebut langkah ini melemahkan posisi Trump.
"Ketika tidak ada lagi uang yang digunakan sebagai ancaman, maka posisi tawar anda berkurang," ujarnya.
Ekonomi Palestina Nasser Abdel Kareem mengatakan kepada AFP bahwa pemotongan dana ini akan berdampak besar pada rakyat tetapi dampaknya terhadap pemerintah Palestina kecil.
Berbeda dengan sejumlah negara Eropa, Amerika Serikat tidak memberi bantuan anggaran langsung ke Otoritas Palestina.
Strategi pemerintah AS ini dinilai akan semakin membuat situasi di Timur Tengah menjadi semakin tegang dan perdamaian sulit tercapai. (Reuters/Ibraheem Abu Mustafa)
|
Pemotongan itu "tidak akan berdampak pada keuangan Otorits Palestina," kata Kareem.
Nadia Hijab, direktur lembaga penelitian Palestina Al-Shabaka, mengatakan kembali ke meja perundingan merupakan langkah yang sangat tidak populer di kalangan warga Palestina.
Akan tetapi, dia khawatir dengan bantuan penuh AS Israel merasa memiliki kebebasan penuh meningkatkan pembangunan pemukinan Yahudi.
"Saat ini situasinya sama-sama tidak menguntungkan."
Hugh Lovatt, dari Dewan Eropa bidang Hubungan Luar Negeri, sepakat dengan Hijab.
"Palestina sekarang akan semakin meningkatkan pendekatan mereka yaitu memboikot pemerintah AS dan menyerang rencana damai AS yang belum diungkap itu," katanya.
Kekhawatiran Regional
Hijab dan banyak warga Palestina lain tidak yakin AS berupaya menarik para pemimpin Palestina kembali ke meja perundingan.
Menurut Hijab, AS diyakini mencoba membantu Israel "mengakhiri konflik sesuai dengan keinginan mereka dan melegalkan pendudukan".
Ini berarti mencabut hak pengungsi di wilayah, terutama hak untuk kembali ke tanah Palestina yang bersejarah.
Para pengungsi Palestina di Yordania dan Lebanon memiliki hak lebih kecil dari warga negara kedua wilayah itu. Mereka sangat tergantung pada UNRWA untuk mendapatkan pendidikan, layanan kesehatan dan layanan dasar lain.
Sejumlah pejabat keamanan Israel diam-diam khawatir langkah AS ini akan meningkatkan perlawanan kelompok Palestina di Gaza dan Tepi Barat. (Reuters/Amir Cohen)
|
Ratusan pekerja UNRWA yang kehilangan pekerjaan telah memicu aksi protes besar.
Jalur Gaza mengalami kemiskinan luar biasa dan saat ini diblokade oleh Israel dan Mesir.
Hamas dan Israel telah terlibat dalam tiga peperangan sejak 2008.
Sejumlah institusi keamanan Israel diam-diam menyatakan kekahwatiran bahwa pemotongan dana UNRW ini akan meningkatkan ketegangan dengan Israel di Gaza dan Tepi Barat.
(yns/yns)
Baca dong https://www.cnnindonesia.com/internasional/20180902123312-120-326903/pemotongan-dana-unrwa-tingkatkan-ketegangan-timur-tengahBagikan Berita Ini
0 Response to "Pemotongan Dana UNRWA Tingkatkan Ketegangan Timur Tengah"
Posting Komentar