Plot terjadinya kudeta sedang disusun untuk meloloskan Mohammed Bin Salman alias MBS dari segala tuduhan dalam kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.
Skenario kudeta di tubuh kerajaan Arab Saudi sangat dimungkinkan karena meski MBS mempunyai banyak loyalis, tapi tidak sedikit di antaranya yang membelot.
Salah satu buktinya dilakukan Jamal Khashoggi, yang sebelumnya bekerja untuk dia dan Raja Salma, tapi malah membelot dan membocorkan sejumlah rahasia kerajaan.
Akibatnya, dia tidak bisa kembali ke Arab Saudi dengan kemungkinan ditangkap dan dipenjara dalam waktu yang sangat lama.
Aktivitas Jamal Khashoggi semasa hidupnya adalah tampil di berbagai forum untuk bicara tentang Arab Saudi dengan sejumlah skandalnya, pengakuan dia tentang intimidasi dan penindasan.
Untuk itu, tulisannya diterima dengan sangat suka cita oleh The Washington Post untuk selalu memublikasikan tulisan yang membuat Arab Saudi tersudut.
Karena itu, dia diburu untuk dikembalikan ke Arab Saudi untuk menjalankan hukumannya.
Di tengah kehidupan kerajaan yang makmur, intrik di tubuh keluarga raja tidak pernah bisa dihindari.
Sejumlah pangeran melakukan upaya melawan dan sudah berkali-kali melakukan upaya untuk menjatuhkan Raja Salman.
Kerajaan Arab Saudi diperintah secara absolut oleh kepemimpinan raja, tapi sebenarnya, yang memimpin Arab Saudi adalah ulama.
Kekuasaan ulama di Arab Saudi sangat menentukan termasuk dalam menunjuk siapa yang akan mewarisi tahta kerajaan setelah Raja Abdullah digantikan Raja Salman kemudian dia akan diganti oleh Putra Mahkota Arab Saudi yang dikenal sebagai Mohammed bin Salman alias MBS.
Tentu saja, keputusan itu dilakukan melalui tahapan yang adil oleh para ulama di Arab Saudi.
Plot terjadinya upaya kudeta sangat kental karena dapat diduga, plot ini yang mengakibatkan sejumlah pejabat di Arab Saudi menyusun rencana untuk melibas sang pangeran dan raja sekaligus.
Mereka, kemudian, mendapatkan kesempatan untuk melakukan rencana itu dengan tindakan mengeksekusi Jamal Khashoggi yang dampaknya memang menimbulkan efek berkepanjangan dan bisa menyulut peperangan.
Alasan ini telah membuat Arab Saudi tanpa kompromi untuk menyeret para pelaku pembunuhan Jamal Khashoggi ke ujung pedang yang sangat tajam untuk dipenggal semuanya di lapangan terbuka.
Sementara itu, dikutip Daily Mail, yang dikutip Warta Kota, salinan rekaman eksekusi pembunuhan Jamal Khashoggi kembali dibocorkan kepada publik.
Terbukti rencana makar yang telah dilakukan sangat efektif mengakibatkan kekacauan politik berkepanjangan di Arab Saudi, hubungan diplomatik, bahkan sampai rencana pembelian Manchester United oleh MBS pun terjegal untuk sementara waktu.
Adanya salinan rekaman eksekusi itu juga menunjukkan plot kudeta di kerajaan Arab Saudi telah direncanakan secara matang dari titik nol.
"Lepaskan lenganku! Menurut Anda, memangnya apa yang mau Anda lakukan kepada saya sih?" ucapan tak berdaya Jamal Khashoggi di saat eksekusi pembunuhan Jamal Khashoggi dilakukan.
Ucapan putus asa itu telah mengakibatkan Jamal Khashoggi berupaya untuk meloloskan dirinya dari aksi kekerasan yang tengah berlangsung terhadap dirinya.
Kata-kata dingin yang terucap dari salinan rekaman eksekusi pembunuhan Jamal Khashoggi termasuk ucapan anggota regu pembantai, yang mengatakan, rasanya mengerikan.
Sang eksekutor itu mengenakan pakaian penulis hanya 20 menit setelah pembunuhan dilaksanakan untuk mengecoh dan membuat skenario konyol bahwa Jamal Khashoggi telah keluar dari Konsulat Jenderal Arab Saudi dengan keadaan hidup.
Dia juga memakai brewok palsu untuk memerankan Jamal Khashoggi, tapi tetap diketahui, ini bukan Jamal Khashoggi, tapi salah satu pembunuhnya.
Jamal Khashoggi terakhir terlihat memasuki konsulat Saudi di Istanbul, awal bulan lalu.
Salinan rekaman audio menunjukkan saat-saat terakhirnya, yang diduga diperoleh oleh media Turki dari sang pembocor, yang diduga merupakan otoritas Turki.
Surat kabar Turki mengutip rekaman itu, mengatakan bahwa Jamal Khashoggi menuntut untuk dibebaskan dari orang yang melipatnya.
Terungkap, sosok pria mengeluh dalam percakapan itu karena dia harus mengenakan pakaian Jamal Khashoggi yang terbunuh untuk mengecoh para pihak yang berada di Turki, termasuk tunangannya, Hatice Cengiz, yang memang tidak mengenali pelaku karena memang itu bukan Jamal Khashoggi.
Tim regu pembunuh dari Arab Saudi dikirim untuk mengekstradisi kembali ke Arab Saudi, tapi yang pergi adalah para pelaku kejahatan yang akan melakukan kudeta untuk membunuh Jamal Khashoggi secara terbuka.
Jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, dapat didengar jelas dalam salinan rekaman eksekusi itu berteriak agar para pembunuhnya untuk membebaskannya, ulas media Turki.
Dalam rekaman itu, wartawan berusia 59 tahun itu disebut pengkhianat mereka dan mengatakan bahwa dia akan dimintai pertanggungjawaban oleh para pembunuhnya.
Audio salinan rekaman eksekusi itu diduga juga mencakup percakapan panjang antara regu pembunuh tentang salah satu dari mereka untuk mengenakan pakaian Jamal Khashoggi untuk bertindak sebagai umpan setelah pembunuhan dilakukan.
Masalahnya, mereka sengaja merekam percakapan itu dan memberikannya kepada otoritas Turki, yang berseteru dengan kerajaan Arab Saudi dan menjadikan ini sebagai amunisi untuk memberondong Arab Saudi yang diduga telah melenyapkan Jamal Khashoggi.
Namun, kelihatannya upaya kudeta yang telah disusun lama dengan plot yang rumit kembali menemui jalan buntu, bahkan sejumlah serangan yang sempat dilakukan Turki mulai menemui jalan buntu.
Pihak Amerika Serikat (AS) juga menduga pembunuhan ini sebagai tindakan kotor di tubuh kerajaan untuk menjatuhkan kerajaan tersebut, dukungan juga diterima dari otoritas France terhadap Arab Saudi.
Jurnalis Washington Post terakhir terlihat memasuki gedung pada 2 Oktober untuk mendapatkan dokumen untuk pernikahan mendatangnya dengan tunangannya di Turki.
Menurut pejabat Turki, salinan rekaman eksekusi itu menunjukkan bahwa Jamal Khashoggi dicekik sampai mati dan kemudian tubuhnya dipotong-potong, segera setelah memasuki konsulat.
Dugaan terjadinya konspirasi dan kudeta yang telah disusun rapi ini di antaranya bisa dibuktikan dari salinan rekaman eksekusi yang sengaja diberikan kepada otoritas Turki dan kasusnya memang meledak.
Wartawan itu dapat didengar mengatakan:
"Ayolah, lepaskan lenganku! Apa yang sedang Anda lakukan?" katanya setengah putus asa, tidak lama setelah dia memasuki konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul, menurut Hurriyet Daily News.
Peristiwa itu diikuti oleh pertengkaran verbal, cekcok, suara-suara terjadinya pengeroyokan maut, pertarungan fisik, dan kemudian diikuti dengan memukul dan menyiksa, surat kabar itu melaporkan.
Lebih dari satu jam setelah Jamal Khashoggi, memasuki konsulat jenderal, ada suara laki-laki, yang dapat diduga terdengar mengatakan:
"Sungguh mengerikan, aku mengenakan pakaian seorang pria, yang kita bunuh 20 menit yang lalu."
Dia mengeluhkan sepatu Jamal Khashoggi, yang terlalu kecil, sehingga tidak muat di kakinya dan diberitahu, dia diizinkan memakai sepatu ketsnya sendiri.
Suara seorang pria itu diidentifikasi oleh pejabat Turki sebagai Mustafa al-Madani, yang ditangkap di CCTV berjalan di dekat Masjid Biru, yang terkenal di Istanbul dalam bungkus pakaian Jamal Khashoggi, beberapa jam kemudian.
Dalam rekaman itu, dia bisa dilihat memakai sepatu kets hitam dan putih - berbeda dengan sepatu kulit hitam milik Jamal Khashoggi, yang terlihat jelas di CCTV, sejak saat dia memasuki konsulat.
Arab Saudi telah menawarkan penyelesaian tentang apa yang terjadi, awalnya, mereka mengatakan, Jamal Khashoggi telah meninggalkan konsultan jenderal, setelah dia menerima dokumennya.
Laporan itu yang disampaikan para anggota regu eksekutor yang melenyapkan Jamal Khashoggi, Arab Saudi tidak tahu kalau mereka sedang dibohongi para pengkhianat tersebut.
kemudian, Arab Saudi baru mendapatkan fakta bahwa korban terbunuh, ketika sebuah argumen yang diucapkan dalam perdebatan telah berubah menjadi pertengkaran.
Dalam versi terbaru, jaksa Arab Saudi mengatakan, sebuah tim beranggotakan 15 orang pergi ke Istanbul untuk membawa Jamal Khashoggi kembali ke kerajaan 'dengan cara persuasi', tapi mereka membunuhnya dalam sebuah operasi jahat untuk menjatuhkan kerajaan.
Terlepas dari dugaan sebaliknya, jaksa Arab Saudi, pekan lalu, telah membebaskan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman dari keterlibatan dalam kasus pembunuhan untuk sebuah plot kudeta yang nyaris sempurna itu.
Arab Saudi telah menjatuhkan hukuman mati terhadap lima orang, mengumumkan dakwaan terhadap 11 orang lainnya dan mengatakan, total 21 orang berada dalam tahanan, sehubungan dengan plot kudeta yang sangat rumit dan penuh intrik tersebut karena melibatkan otoritas intelijen Arab Saudi.
Sebuah operasi kotor yang mirip kasus pembunuhan Munir, tahun 2004.
Amerika Serikat telah memberi sanksi kepada 17 warga Saudi atas kejahatan itu, termasuk pembantu dekat Pangeran Mohammed bin Salman, dan bersiap untuk membuat kesimpulan akhir, pekan ini, atas pembunuhan itu.
Presiden Donald Trump, yang memuji Arab Saudi sebagai 'sekutu yang benar-benar spektakuler' telah menahan diri dari menyalahkan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, meskipun penilaian CIA menuduh, dia berada di belakang pembunuhan itu.
Kutipan dari audio itu diterbitkan sehari setelah menteri luar negeri Turki bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres untuk membahas pembunuhan itu.
"Menteri Luar Negeri, Mevlut Cavusoglu membahas masalah Yaman, Suriah, dan pembunuhan Jamal Khashoggi, selama pertemuan singkat dengan Guterres di markas besar PBB di New York," kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric.
Turki telah menyerukan penyelidikan internasional atas pembunuhan Khashoggi, tetapi tidak ada permintaan resmi untuk penyelidikan PBB, kata seorang juru bicara.
Juru bicara PBB mengatakan, Guterres ingin mendapat dukungan dari badan PBB seperti Dewan Keamanan atau Majelis Umum untuk mengadakan penyelidikan.
PBB, sebelumnya, telah menyelidiki kematian Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto dan pengadilan khusus yang didukung PBB dibentuk untuk mengadili mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan mantan perdana menteri Lebanon, Rafic Hariri.
Baca dong http://wartakota.tribunnews.com/2018/11/20/terbongkar-plot-kudeta-jadi-alasan-pengkhianatan-dalam-operasi-kontra-intelijen-untuk-jatuhkan-mbsBagikan Berita Ini
0 Response to "Terbongkar Plot Kudeta Jadi Alasan Pengkhianatan dalam Operasi Kontra Intelijen untuk Jatuhkan MBS"
Posting Komentar