RIYADH, (PR).- Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman "memerintahkan pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi". Demikian kesimpulan CIA, menurut The Washington Post.
Surat kabar tersebut mengutip empat sumber tanpa nama.
"Penilaian CIA, yang telah dikatakan banyak pejabat bahwa mereka memiliki keyakinan tinggi, adalah yang paling pasti setakat ini berkaitan dengan Mohammed (bin Salman) mengenai operasi tersebut dan membuat rumit upaya Pemerintah (Presiden AS Donald) Trump untuk mempertahankan hubungannya dengan sekutu dekatnya," tulis The Washington Post.
Menurut artikel itu, CIA (Badan Intelijen Pusat AS) mencapai kesimpulannya setelah mengkaji banyak sumber intelijen, termasuk percakapan telepon antara duta besar Arab Saudi untuk AS dan saudara laki-laki purtra mahkota, Khalid bin Salman, dengan Khashoggi.
Beberapa sumber yang tak disebutkan jatidiri mereka mengatakan Khalid mengatakan kepada Khashoggi bahwa ia mesti pergi ke Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, untuk memperoleh dokumen yang ia perlukan untuk menikahi kekasihnya, dan meyakinkan dia tindakan itu akan aman.
"Tidak jelas apakah Khalid mengetahui bahwa Khashoggi akan dibunuh, tapi ia mengeluarkan seruan itu atas pengarahan saudaranya, menurut orang yang mengetahui percakapan tersebut --yang dicegat oleh dinas intelijen AS," tulis The Washington Post.
Khalid membantah laporan The Washington Pos itu dan mengatakan di akun Twitter ia tak pernah berbicara dengan Khashoggi melalui telefon.
"Saya tak pernah berbicara dengan dia melalui telefon dan tentu saja tak pernah menyarankan ia pergi ke Turki untuk alasan apa pun. Saya meminta Pemerintah AS mengeluarkan setiap keterangan yang berkaitan dengan pernyataan ini," kata Khalid.
Sanggahan Arab Saudi
Ia mengatakan kontak terakhir yang dilakukannya dengan Khashoggi ialah melalui teks pada Oktober 2017. Khashoggi, kontributor The Washington Post, dibunuh pada 2 Oktober di dalam Konsulat Arab Saudi di Istanbul.
Setelah berpekan-pekan membantah keterlibatan dalam kejahatan itu, Arab saudi belakangan mengakui Khashoggi telah dibunuh di dalam Konsulat tapi menyatakan keluarga kerajaan Arab Saudi tidak mengetahui adanya rencana untuk membunuh wartawan itu.
Seorang juru bicara CIA tak bersedia mengomentari artikel The Washington Pos tersebut, sedangkan Pemerintah Arab Saudi telah membantah keterlibatan Putra Mahkota dalam kematian Khashoggi.
Wanita Juru Bicara Kedutaan Besar Arab Saudi di Washington Fatimah Baeshen mengatakan kepada surat kabar itu bahwa pernyataan "di dalam penilaian yang dilaporkan dikeluar CIA palsu".
"Kami telah dan terus mendengar bermacam teori tanpa melihat dasar utama bagi spekulasi ini," tambah wanita juru bicara tersebut.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir juga pada Kamis 15 November 2018 berkeras bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman "sama sekali" tidak memiliki kaitan dengan pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.
Al-Jubeir mengeluarkan pernyataan tersebut dalam satu taklimat di Riyadh, beberapa jam setelah Jaksa Penuntut Umum Arab Saudi mengajukan tuntutan hukuman mati terhadap lima tersangka utama dalam pembunuhan Khashoggi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, 2 Oktober.
Ada politisasi di kasus Khashoggi?
Kerajaan Arab Saudi berkomitmen untuk menuntuk pertanggung-jawaban mereka yang terlibat dalam pembunuhan itu, dan penyelidikan mengenai pembunuhan tersebut akan berlanjut sampai semua tanda-tanya terjawab, kata Al-Jubeir.
Ia menyoroti bahwa para terdakwa dan korban dalam kasus Khashoggi adalah warga negara Arab Saudi dan peristiwa itu terjadi di tanah Arab Saudi.
Diplomat senior Arab Saudi tersebut mengatakan ada upaya untuk mempolitisir kasus Khashoggi, yang patut disesalkan.
"Media Qatar telah melancarkan aksi terorganisir terhadap Arab Saudi dan mengeksploitasi kasus Khashoggi," kata Al-Jubeir, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi.
Riyadh telah memutus hubungan dengan Doha sejak Juni 2017, dengana alasan Qatar mendukung terorisme dan ekstremisme serta memiliki hubungan erat dengan Iran, pesaing utama Arab Saudi di wilayah itu.
Pada Kamis pagi, Jaksa Penuntut Umum Arab Saudi mengungkapkan perincian mengenai pembunuhan Khashoggi, dan mengatakan Khashoggi dibunuh dengan suntikan narkotika dan mayatnya dimutilasi, setelah pencekikan oleh sekelompok agen Arab Saudi di dalam Konsulat Arab Saudi di Istanbul.
Dibunuh di Konsulat Arab Saudi
Khashoggi, wartawan untuk The Washington Post dan pengeritik lantang Pemerintah Arab Saudi, hilang pada 2 Oktober, setelah ia memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul untuk memperoleh dokumen buat perkawinannya. Peristiwa itu memicu penyelidikan oleh Pemerintah Turki dan tekanan internasional atas Riyadh agar mengungkapkan keberadaan Khashoggi.
Setelah awalnya membantah, Pemerintah Arab Saudi pada penghujung Oktober mengakui Khashoggi dibunuh di dalam Konsulat dan 18 orang yang memiliki hubungan dengan kasus tersebut ditangkap.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan sanksi internasional atas Arab Saudi sehubungan dengan kasus Khashoggi, Al-Jubeir mengatakan ada perbedaan antara penjatuhan hukuman atas mereka yang dituduh dan menganggap Pemerintah Arab Saudi bertanggung-jawab.
Pada saat yang sama, Departemen Keuangan AS pada Kamis mengumumkan sanksi atas 17 pejabat Arab Saudi sehubungan dengan pembunuhan Khashoggi.***
Baca dong http://www.pikiran-rakyat.com/luar-negeri/2018/11/18/tudingan-putra-mahkota-terlibat-pembunuhan-arab-saudi-nilai-ada-politisasiBagikan Berita Ini
0 Response to "Tudingan Putra Mahkota Terlibat Pembunuhan, Arab Saudi Nilai Ada Politisasi Kasus"
Posting Komentar