Hanya saja di balik keceriaan dan kekompakan mereka, nyatanya mereka punya nasib kelam. Berdasarkan pernyataan tentara yang membelot dari negara tersebut Lee So-yeon, cheerleader Korea Utara juga dijadikan budak seks.
Lee So-yeon, seorang musisi militer yang meninggalkan negara tersebut pada 2008 mengungkapkan bahwa anggota cheerleader yang sudah 'mewarnai' imajinasi penonton saat pertandingan, adalah seorang budak seks di belakang kamera.
Kepada Bloomberg dikutip dari Business Insider, Lee mengungkapkan bahwa 'hal tersebut terlihat seperti acara mewah dari luarnya,' hanya saja 'mereka juga harus pergi ke pesta yang menyediakan jasa seksual.'
"Mereka pergi ke pesta Politburo (partai tenaga kerja) dan diharuskan tidur dengan orang-orang di sana, sekalipun mereka tak mau," katanya.
"Pelanggaran hak asasi manusia semacam itu terjadi, para perempuan diharuskan mengikuti apa perintah tentang apa yang harus mereka lakukan dengan tubuhnya."
Perbuatan itu, kata dia, mengacu pada bagaimana perempuan diperlakukan di Korea Utara, dan bukan di Olimpiade.
Lee mengungkapkan bahwa para cheerleader dan atlet di Korea Utara adalah budak Kim Jong Un.
Para cheerleader harus menjalani proses pemeriksaan yang menyiksa, rela tak dibayar, dan dijaga 24 jam sehari. Mereka juga dibayangi dengan hukuman jika melakukan kesalahan.
Tak cuma para pemandu sorak Korea Utara yang mengalami hal itu, atlet Korea Utara juga mengalami masalah yang sama.
Para Olympian Korea Utara tetap dijaga dan diikuti saat mereka ke kamar mandi. Mereka dijaga dengan ketat sepanjang waktu untuk mencegah mereka melarikan diri.
Kim Hyung-soo, mantan pemain ski Korea Utara juga mengatakan bahwa atlet adalah budak olahraga Kim Jong Un.
"Bahkan pelatih juga budak Kim Jong Un dan rezim Korea Utara," katanya. (chs)
Baca dong https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180225170236-282-278694/wajah-budak-seks-di-balik-keceriaan-cheerleader-korea-utaraBagikan Berita Ini
0 Response to "'Wajah' Budak Seks di Balik Keceriaan Cheerleader Korea Utara"
Posting Komentar