VIVA – Pemimpin Kristen mengambil langkah untuk menutup Gereja Makam Suci di Yerusalem, sebagai langkah protes atas kebijakan pajak pemerintah Israel yang dinilai tidak adil dan menargetkan komunitas Kristen.
Para pemimpin denominasi Katolik, Yunani dan Armenia mengatakan penutupan gereja yang menjadi salah satu tempat suci umat Kristen itu, karena adanya sebuah 'kampanye sistematis' oleh pemerintah Israel.
Penutupan gereja ini adalah yang pertama kali dilakukan sejak tahun 1990, setelah sebelumnya pernah ditutup sebagai protes atas tindakan pemerintah yang mengambil alih sebuah bangunan Kristen. Tidak diketahui kapan gereja berusia ribuan tahun itu akan dibuka kembali.
"Ini mengingatkan kita semua atas hukum yang sifatnya serupa, yang diundangkan melawan orang-orang Yahudi selama periode gelap di Eropa," kata pihak denominasi, dilansir dari Telegraph, Senin, 26 Februari 2018.
Denominasi Kristen memprotes keputusan pemerintah kota Yerusalem, yang memungut pajak atas properti gereja dan sebuah usulan RUU di parlemen Israel yang membuat pihak pengurus gereja mengalami kesulitan.
Pengelolaan Gereja Makam Suci dibagi antara gereja Katolik, Yunani dan Armenia, serta dua denominasi yang lebih kecil.
Dalam sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan pada hari Minggu, para pemimpin dari tiga denominasi terbesar tersebut mengatakan bahwa tindakan pemerintah kota Yerusalem dan para pendukung Israel merupakan bagian dari kampanye "sistematis dan menyinggung".
Lebih dari 500.000 wisatawan Kristen mengunjungi Israel setiap tahun dan pariwisata merupakan bagian utama dari ekonomi Israel.
Baca dong https://www.viva.co.id/berita/dunia/1010922-kena-pajak-komunitas-kristen-israel-pilih-tutup-gerejaBagikan Berita Ini
0 Response to "Kena Pajak, Komunitas Kristen Israel Pilih Tutup Gereja"
Posting Komentar