Kabar yang dilansir Washington Post, Minggu (25/2) tersebut mengutip sumber intelijen Amerika Serikat.
Korea Selatan sebelumnya mengumumkan bahwa mereka tengah menyelidiki gangguan teknis yang dialami beberapa jaringan internet untuk situs dan sistem penyiaran mengalami gangguan teknis pada pembukaan Olimpiade, 9 Februari lalu.
Menurut Washington Post, Direktorat Intelijen Utama Rusia (atau biasa disebut GRU) berhasil mengakses 300 komputer yang terhubung pada organisasi Olimpiade, mengakibatkan terjadinya malfungsi pada awal Februari.
"Akibatnya, banyak penonton yang tidak dapat mencetak tiket masuk, meninggalkan banyak kursi kosong," tulis Washingtons Post, seperti dilansir Channel News Asia, Senin (26/2).
Dikatakan, Rusia meretas router komputer Korea Selatan dan memasukkan 'malware' pengumpul data dan menyebabkan jaringan lumpuh.
Dalam aksinya, Rusia menggunakan penyedia internet Korea Utara agar serangan tersebut terlihat berasal dari Korea Utara. Strategi seperti ini disebut operasi "false flag".
Adapun pejabat Amerika yang dikutip dalam artikel Washington Post tidak dapat menyatakan apakah peretas telah mengaktifkan malware, mereka menyatakan serangan cyber terhadap Olimpiade, dimana tim Rusia dikeluarkan karena doping, cukup mengkhawatirkan.
Bebearapa analis percaya serangan ini adalah balasan atas dikeluarkannya tim Rusia dari kompetisi akibat penggunaan doping. Beberapa atlet Rusia diperbolehkan bertanding, tapi hanya dengan nama atlet Olimpiade asal Rusia.
Salahkan Moskow saja
Sementara itu sebelum dimulainya Olimpiade Pyeongchang, Kementrian Luar Negeri Rusia telah memperingatkan akan munculnya provokasi lain terhadap Moskow oleh oknum yang memainkan motif 'ancaman Rusia' kepada gerakan Olimpiade.
"Kami mengetahui rencana 'stove piping' media Barat dengan menggunakan investigasi semu ke 'jejak Rusia' dalam serangan retas sumber informasi terkait Olimpiade Musim Dingin di Korea Selatan," kata Kementerian Luar Negeri Rusia seperti dilansir Sputnik.Menurut Sputnik, skenario 'ancaman Rusia' digunakan mereka yang sendirinya mengembangkan kapasitas militer cyber, melakukan penangkapan ilegal dan melanggar hak asasi manusia.
Kementrian menekankan bahwa tuduhan terhadap Rusia terlihat tidak masuk akal karena Moscow telah mendorong proposal yang mampu meningkatkan keamanan informasi internasional serta dapat membantu mengatasi ancaman cyber dunia selama 20 tahun.
(nat)
Baca dong https://www.cnnindonesia.com/internasional/20180226185700-113-278979/rusia-disebut-retas-komputer-olimpiade-pyeongchangBagikan Berita Ini
0 Response to "Rusia Disebut Retas Komputer Olimpiade Pyeongchang"
Posting Komentar