"Lima hari serangan udara dan tembakan artileri oleh rezim dan Rusia sudah menewaskan 403 warga sipil, termasuk 95 anak-anak," demikian pernyataan kelompok pemantau Syrian Observatory for Human Rights, Kamis (22/2).
Sebagaimana dilansir AFP, jumlah korban ini diperkirakan akan terus bertambah karena bom juga menghantam berbagai bangunan pelayanan kesehatan, termasuk 13 fasilitas milik aktivis kemanusiaan Dokter Tanpa Batas (Medecins Sans Frontier).
Di rumah sakit di Douma, jasad-jasad yang terbungkus kain kafan putih sudah berjajar, siap dikuburkan, meski petugas kesehatan tak tahu di mana mereka harus dikebumikan.
Di tengah kepanikan itu, bom tak henti menghujam. Pada Kamis (22/2) pagi, hujan memang sempat menghentikan serangan udara. Namun, beberapa pesawat Rusia terlihat mulai kembali terlihat di angkasa pada sore hari.
Amerika Serikat pun mengatakan bahwa korban jiwa di Suriah tidak akan sebanyak yang ada sekarang tanpa kehadiran pasukan udara Rusia.
Sementara bom menghantam dari udara, pasukan Suriah menyisir perumahan dan desa di Ghouta Timur yang dihuni sekitar 400 ribu jiwa. Mereka melancarkan operasi darat untuk membasmi "kelompok jihadis."
Sejumlah pihak dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa pun mulai mengusulkan upaya gencatan senjata, meski Rusia mengatakan hal tersebut sulit tercapai.
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, mengatakan bahwa pemerintah Suriah sebenarnya sudah menawarkan satu kesepakatan, tapi ditolak oleh kelompok-kelompok pemberontak yang menguai Ghouta.
"Beberapa hari lalu, militer kami di Suriah menawarkan kepada mereka untuk menarik diri secara damai dari Ghouta Timur, seperti evakuasi militan dan keluarga yang terjadi di Aleppo Timur," ucap Nebenzia. (has)
Baca dong https://www.cnnindonesia.com/internasional/20180223143627-120-278341/lima-hari-serangan-di-ghouta-timur-400-orang-tewasBagikan Berita Ini
0 Response to "Lima Hari Serangan di Ghouta Timur, 400 Orang Tewas"
Posting Komentar