DAMASKUS, (PR).- Situasi di Ghouta sangat mengerikan. Pasukan Suriah masih terus menghujani kawasan Ghouta Timur sehingga jumlah korban tewas terus bertambah. PBB pun mendesak gencatan senjata segera dilakukan untuk mencegah jatuhnya korban jiwa baru.
Seperti dilaporkan The Guardian, Kamis, 22 Februari 2018, seruan tersebut disuarakan Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres. Dia menuntut penghentian segera semua kegiatan perang di daerah pinggiran Damaskus tersebut. Sekjen PBB menggambarkan kondisi di Ghouta timur saat ini sebagai "neraka di bumi".
Sejak pasukan Suriah membombardir Ghouta awal pekan ini, lebih dari 335 telah terbunuh di daerah kantong kelompok oposisi Suriah. Sebanyak 13 warga sipil tewas dalam serangan terbaru, Kamis, 22 Februari 2018.
Pesawat tempur rezim Assad semakin ganas menyerang kota terakhir yang masih dikuasai kelompok oposisi. Sejak tahun lalu, lebih dari 95 persen kawasan Suriah telah dikuasai sepenuhnya rezim Assad. Sebelumnya daerah di Suriah terpecah-pecah ke sejumlah kantong yang dikuasai pemerintah Assad, kelompok oposisi dan kelompok teroris ISIS.
Gencatan senjata
Kini, hanya Ghouta Timur yang belum bisa dikuasai rezim Assad. Sementara kawasan Raqqa yang selama hampir tiga tahun dikuasai ISIS, berhasil direbut kembali Assad pada medio 2017 lalu.
Parahnya kondisi di Ghouta timur telah membuat PBB menyerukan gencatan senjata. PP meminta agar serangan udara terparah dalam perang saudara Suriah yang sudah berlangsung selama tujuh tahun itu segera dihentikan. PBB mengatakan, gencatan senjata itu akan mencegah pembantaian baru terjadi.
Otoritas lembaga Pemantau HAM Suriah (SHRO) mengatakan, lebih dari 335 orang telah terbunuh di daerah kantong Gaza Ghouta yang dikepung pemberontak di pinggiran kota Damaskus sejak hari Minggu, dengan 13 lebih warga sipil tewas dalam serangan terakhir pada hari Kamis.
Akses pangan terblokir
Badan-badan bantuan internasional termasuk Palang Merah dan Program Pangan Dunia juga menyerukan gencatan senjata segera dilaksanakan. Dengan begitu, ada kemungkinan mereka mencapai Ghouta Timur. Di sana lebih dari 1.200 orang telah terluka. Kondisi Ghouta yang terkepung oleh pertempuran telah membuat akses pangan dan obat-obatan ke kota kecil tersebut terblokir.
Penduduk setempat hidup dalam teror dan ketakutan. Sekira 400.000 orang terjebak dan memilih berlindung di gua-gua dan ruang bawah tanah. Kondisi perang semakin diperparah lantaran hujan es juga melanda Ghouta timur.
"Kita harus segera menghentikan pembantaian tersebut karena kita akan dinilai berdasarkan sejarah," utusan Suriah Suriah, Staffan de Mistura, seperti dilaporkan The Guardian.
Resolusi DK
Masih dilansir The Guardian, Dewan keamanan PBB diperkirakan akan segera menggelar sidang pada Kamis malam atau Jumat WIB. Tujuan sidang ini untuk menghasilkan rancangan resolusi yang menuntut gencatan senjata 30 hari di Ghouta Timur. Gencatan senjata itu sangat penting dilaksanakan untuk keperluan pengiriman bantuan dan evakuasi medis. Mistura berharap dewan keamanan akan segera menyetujui sebuah resolusi, meskipun itu tidak akan mudah.
Pasalnya, Rusia yang merupakan sahabat Suriah kemungkinan akan menggunakan hak veto untuk menjegal resolusi DK PBB soal Ghouta timur.
Dilansir The Guardian, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov siap untuk mempertimbangkan gencatan senjata. Dengan syarat, gencatan tersebut tidak mencakup Negara Islam, Nusra Front dan kelompok lainnya, yang menembaki perumahan di Damaskus.
Menurut Lavrov, pihaknya menolak memberlakukan gencatan senjata terhadap kelompok ISIS, Nusra Front dan kelompok ekstremis lainnya. Bagi Rusia, pertempuran terhadap kelompok-kelompok tersebut tak boleh dihentikan.
Sementara itu, warga Ghouta yang merasa telah diabaikan dunia terkait kondisi mengerikan di kota mereka, sangat berharap pertempuran segera dihentikan. "Rudal dan mortir dijatuhkan ke kami seperti hujan," kata seorang warga bernama Firas Abdullah, seperti dilansir BBC. "Tak ada tempat untuk bersembunyi di Ghouta Timur ini ... kami tak bisa lepas dari mimpi buruk," katanya.***
Baca dong http://www.pikiran-rakyat.com/luar-negeri/2018/02/22/mengerikan-ghouta-timur-bagaikan-neraka-420008Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mengerikan, Ghouta Timur Bagaikan Neraka"
Posting Komentar