Indonesia, PBB, dan Dewan Keamanan PBB
KAMPANYE dan upaya pencalonan Indonesia menjadi salah satu Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan (DK) PBB untuk periode ini dimulai setidaknya pada 2016. Namun, Indonesia sudah berkiprah di PBB dan DK PBB jauh lebih lama lagi.
Meski baru empat kali—termasuk hasil pemilihan pada Jumat (8/6/2018)—menjadi salah satu anggota DK PBB, misalnya, Indonesia sudah puluhan kali mengirimkan pasukan perdamaian. Pasukan ini bergabung di bawah bendera PBB ke daerah konflik.
Jauh-jauh hari, Indonesia pernah mengguncang sidang Majelis Umum PBB dengan pidato Presiden Soekarno pada 1960, terkait topik keamanan dan perdamaian dunia. Kutipan pembuka artikel ini merupakan bagian dari pidato tersebut.
"Singkirkan pengekangan terhadap kemerdekaan dan emansipasi, dan ancaman terhadap
perdamaian akan lenyap. Tumbangkan imperialisme, dan segera dengan sendirinya dunia akan menjadi suatu tempat yang lebih bersih, suatu tempat yang lebih baik dari suatu tempat yang lebih aman," merupakan salah satu kutipan lain dari Soekarno dari pidato itu.
Terjemahan dari pidato berjudul Membangun Dunia Baru tersebut dapat disimak di tautan milik Perpustakaan Nasional ini. Di situ, Soekarno menegaskan perlunya kerja sama global untuk mewujudkan perdamaian dan keamanan.
Video dan atau pidato tersebut sekarang banyak bertebaran di jejaring media sosial, salah satunya di link ini. Soekarno antara lain meminta seluruh anggota PBB tidak bekerja sekadar sebagai rutinitas, kalau bicara soal keamanan, perdamaian, dan kesejahteraan.
Terlepas dari konteks geopolitik pada waktu itu, bagian yang paling mengguncang dari pidato tersebut adalah usulan Soekarno memasukkan poin-poin filosofis Pancasila dan Piagam PBB.
Di luar pidato yang mengguncang dunia pada masanya itu, jejak kontribusi Indonesia terkait upaya menjaga dan mewujudkan perdamaian bisa ditelusuri dari masa ke masa.
Dikutip dari akun Facebook Kementerian Luar Negeri Indonesia, jejak kontribusi Indonesia tersebut dapat ditemukan dalam aneka foto dan data. Foto dokumentasi harian Kompas menggenapi sejumlah rekam jejak pengiriman pasukan perdamaian Indonesia.
Sebagian di antara rekam jejak dan kontribusi tersebut dapat dilihat di fitur slider foto berikut ini:
Catatan di atas belum mencakup sejumlah inisiatif menjaga dan mewujudkan perdamaian dan keamanan dunia, yang membentang dari isu Palestina sampai Rohingya.
Terkait peran dan aktivitas yang dijalani Anggota DK PBB, Kementerian Luar Negeri sebelumnya melansir pula video yang mengampanyekan alasan Indonesia layak menjadi salah satu anggota itu.
Video dimaksud antara lain dibagikan lewat akun Twitter Kementerian Luar Negeri, bersama tanda pagar (tagar) #Indonesia4UNSC #ATruePartner #ATruePartner4Peace. Kompas.com menyematkan tautan video tersebut di sini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Indonesia Kembali Jadi Anggota DK PBB, demi Apa?"
Posting Komentar