TEL AVIV, KOMPAS.com - Menteri Israel mengklaim operasi militer berskala besar ke Jalur Gaza bisa menjadi satu-satunya pilihan untuk mengatasi ancaman di perbatasan.
Disampaikan Menteri Keamanan Publik Israel, Gilad Erdan, opsi tersebut bisa saja diambil demi menciptakan pencegahan yang bertahan lama.
"Saya tidak ingin jika harus meluncurkan sebuah operasi berskala besar, tapi ada kemungkinan kami tidak punya pilihan lain," kata Erdan dalam pernyataannya di Radio Angkatan Darat, Kamis (21/6/2018).
Erdan menambahkan, siapa pun yang tertangkap meluncurkan layang-layang pembakar dari Gaza maka pantas ditembak tanpa memandang usia mereka.
Baca juga: Israel dan Hamas Saling Serang di Jalur Gaza
Erdan bahkan menegaskan bahwa terlepas dari usia pelaku, tindakan menerbangkan layang-layang pembakar sama dengan tembakan roket dan tidak dapat ditolerir.
"Usia tidak penting, mereka teroris dan bahaya yang mereka timbulkan harus dicegah."
"Tidak ada perbedaan antara layang-layang membakar dengan roket Qassam. Kita tidak boleh mentolerir layang-layang," kata Erdan dilansir Middle East Monitor.
Komentar menteri keamanan publik itu berbeda dengan pernyataan yang dirilis sebelumnya oleh militer Israel.
Beberapa hari sebelumnya, seorang anggota senior militer Israel mengatakan, militer Israel tidak akan lagi membidik warga Palestina yang menerbangkan layang-layang dan balon pembakar karena hanya akan menyebabkan kekerasan terus berlanjut di perbatasan Gaza.
Pernyataan Erdan itu mengulang kembali seruan Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett untuk tentara Israel agar mulai menargetkan para penerbang layang-layang pembakar. Bennett meyakini para pengunjuk rasa tersebut dikendalikan oleh Hamas.
Ancaman tindakan keras itu disampaikan para politisi Israel setelah mengklaim bahwa Hamas terus menembakkan roket ke dekat perbatasan Gaza, dan para demonstran Palestina yang terus mengirimkan layang-layang maupun balon pembakar melintasi perbatasan.
Baca juga: Militer Israel Tidak Lagi Bidik Warga Gaza yang Terbangkan Layang-layang
Beberapa sumber militer Israel meyakini, Hamas dengan sengaja membatasi serangan roketnya hanya pada malam hari dan pada jarak pendek yang tidak berbahaya.
Begitu pula dengan penerbang layang-layang pembakar yang tampaknya membatasi jumlah layang-layang mereka.
"Tapi Hamas telah salah menilai kapan kami akan mencapai batas... Hamas tidak ingin sampai pada titik konfrontasi yang akan membawa akhir pada Jalur Gaza," kata Erdan.
Baca dong https://internasional.kompas.com/read/2018/06/22/15150041/israel-mungkin-tak-punya-pilihan-selain-operasi-militer-skala-besar-ke
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Israel Mungkin Tak Punya Pilihan Selain Operasi Militer Skala Besar ke Gaza"
Posting Komentar