Negara-negara Barat langsung waspada dengan dugaan sikap Erdogan yang semakin keras, terutama karena sang presiden sudah memenangkan referendum untuk memperluas kewenangan.
Sementara itu, para pemimpin negara lain, seperti Presiden Rusia, Vladimir Putin, hingga Presiden Somalia, Mohamed Abdullahi Mohamed, justru dengan sigap mengucapkan selamat atas kemenangan Erdogan.
Namun, apa sebenarnya arti dari kemenangan ini? CNN merangkum sembilan makna tersebut dalam pemberitaannya.
Erdogan mengencangkan cengkeraman
Erdogan memulai periode kedua kepemimpinannya sebagai presiden dengan kewenangan yang lebih luas berkat referendum tahun lalu.
Di bawah sistem baru ini, jabatan perdana menteri dihapuskan, kewenangan parlemen dibatasi, dan presiden memegang otoritas yang kian luas.
Tak hanya itu, Erdogan juga dapat mengikuti pemilihan umum selanjutnya, melengangkan jalannya menuju jalur kekuasaan hingga 2028.
Erdogan memulai periode kedua kepemimpinannya sebagai presiden dengan kewenangan yang lebih luas berkat referendum tahun lalu. (Reuters/Goran Tomasevic)
|
Setelah upaya kudeta yang gagal pada 2016 lalu, Erdogan langsung memusnahkan musuh politiknya dengan memecat puluhan ribu karyawan dan pejabat pemerintahan, memenjarakan kritikus, hingga membungkam media.
Kabar buruk untuk oposisi
Dengan kekuatan lebih besar tersebut, harapan oposisi kian pudar, padahal mereka disebut-sebut memiliki peluang besar dalam pemilu Minggu lalu.
Meski sudah berupaya sekeras mungkin mendulang suara, kekuatan Erdogan tetap tak bisa dibendung.
Namun, sejumlah pengamat menganggap oposisi masih memiliki peluang mengingat hampir 50 persen warga sebenarnya mendukung mereka.
Kurdi tak menentu
Perjuangan juga masih harus dilakukan oleh kelompok separatis Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang sudah berupaya memisahkan diri sejak empat dekade lalu.
Perjuangan juga masih harus dilakukan oleh kelompok separatis Partai Pekerja Kurdistan (PKK). (Reuters/Asmaa Waguih)
|
Dengan demikian, upaya Erdogan untuk mencegah perwakilan Kurdi di parlemen gagal total.
Hantaman kian kuat untuk kebebasan berpendapat
Ancaman juga kian kuat menerpa iklim media massa di Turki karena Erdogan dikenal sangat kuat membungkam suara-suara yang menentang.
Tak perlu mencari jauh, bias media ini sangat terlihat sejak masa kampanye hingga akhirnya hasil pemilu keluar, berita mengenai politikus oposisi seakan menguap begitu saja.
Sementara itu, Amnesty International mencatat sejak upaya kudeta pada 2016 lalu, masih ada 120 jurnalis ditahan. Nasib mereka hingga kini belum diketahui.
Perekonomian di ambang risiko
Kemenangan Erdogan memang juga dirayakan dengan kenaikan nilai mata uang Turki, Lira, hingga tiga persen sehari setelah pemilu.
Namun, nilai mata uang Turki ini sendiri sebenarnya sudah turun drastis sejak upaya kudeta pada Juli 2016 lalu.
Mengklaim akan membawa Turki menuju perekonomian yang lebih baik, Erdogan justru membuat segalanya semakin kacau dengan menyiratkan bakal mengendalikan suku bunga.
Para investor asing yang mulai kehilangan kepercayaan kepada bank sentral Turki pun perlahan kabur.
Gempuran ke Suriah berlanjut
Dalam pidato kemenangannnya, Erdogan berjanji akan "membebaskan lebih banyak tanah Suriah" dari tangan teroris.
Turki memang sudah melancarkan sejumlah operasi di Suriah untuk menggempur ISIS dan milisi Kurdi. Salah satu pasukan Kurdi sasaran Turki adalah milisi yang dilatih AS untuk melawan ISIS di Suriah.
Ilustrasi. (SANA/Handout via Reuters)
|
Tanda tanya seputar aliansi NATO
Di bawah Erdogan, Turki menjadi anggota NATO yang bermasalah. Selain meremehkan kebijakan AS di Suriah, kedua negara juga terus berseteru dalam sejumlah hal, memicu pertanyaan mengenai peran Turki dalam aliansi tersebut.
Turki juga membuat geram NATO karena membeli rudal jarak jauh dari Rusia. Sistem rudal itu tidak bisa dioperasikan dengan pertahanan NATO yang sudah ada.
Sementara pejabat Turki memperbarui komitmen mereka kepada aliansi tersebut, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, menggambarkan ketegangan antara kedua belah pihak itu sebagai "isu yang sulit."
Jalan Turki menuju Uni Eropa semakin jauh
Dengan sebagian daerah kekuasaan masuk wilayah Eropa, Turki sudah mendaftarkan diri untuk bergabung dalam Uni Eropa sejak tiga dekade silam.
Jalan menuju keanggotaan Uni Eropa semakin panjang di tangan Erdogan karena berbagai kekhawatiran isu hak asasi manusia di negara mayoritas Muslim tersebut.
Ilustrasi Uni Eropa. (Reuters/Yves Herman)
|
Membawa kembali Kekaisaran Ottoman
Kebijakan luar negeri Turki di bawah Erdogan masih akan terus berfokus pada pembangunan hubungan dengan bekas wilayah Kekaisaran Ottoman.
Turki kerap menggambarkan hubungan ini sebagai "ikatan persaudaraan." Ujung tombak dari kebijakan ini adalah badan pembangunan Turki, TIKA, yang menjalankan proyek di Balkan, Timur Tengah, dan Afrika.
Pada akhirnya, kebijakan luar negeri ini dapat memperluas pasar Turki, membuka jalan menuju janji Erdogan untuk menjadikan martabat negaranya lebih tinggi di mata internasional. (has)
Baca dong https://www.cnnindonesia.com/internasional/20180626152219-134-309130/sembilan-makna-kemenangan-erdogan-bagi-turki-dan-duniaBagikan Berita Ini
0 Response to "Sembilan Makna Kemenangan Erdogan bagi Turki dan Dunia"
Posting Komentar