
Diberitakan AFP, para ahli menemukan sekitar 60 ribu struktur yang ditemukan selama dua tahun terakhir di kawasan perbatasan antara Geuatemala-Meksiko-Belize.
"Temuan ini adalah revolusi dalam arkeologi Maya," kata Mercello Canuto, salah satu peneliti utama proyek tersebut yang berasal dari Tulane University, New Orleans.
Penemuan baru di kawasan Amerika Tengah ini mencakup struktur bangunan mirip perkotaan lengkap dengan trotoar, perumahan, teras, pusat pelaksanaan upacara, kanal irigasi, dan benteng.
Para ahli juga menemukan sebuah piramida setinggi 30 meter di antara temuan tersebut yang sebelumnya diidentifikasi sebagai bukit alamiah dia Tikal, situs arkeologi utama Guatemala.
Selain piramida 30 meter, di Tikal ditemukan pula serangkaian lubang dan tembok sepanjang 14 kilometer.
Suku Maya mencapai puncak peradabannya di daerah yang saat ini berlokasi di selatan Meksiko, Guatemala, dan sebagaian dari wilayah Belize, El Salvador, dan Honduras, pada 250 hingga 950 Masehi.
Para peneliti kini percaya bahwa suku Maya memiliki jumlah pendudul mencapai 10 juta jiwa yang disebut Canuto lebih banyak dibandingkan prediksi sebelumnya.
Proyek ini mengandalkan metode penginderaan jarak jauh yang dikenal dengan LiDAR atau Light Detection and Ranging.
Pesawat dengan pemindai LiDAR mampu menghasilkan peta tiga dimesi dari permukaan dengan menggunakan cahaya dalam bentu gelombang laser yang terhubung dengan sistem GPS.
Teknologi ini membantu para peneliti menemukan benda arkeologi lebih cepat dibandingkan cara tradisional.
"Kini tidak dibutuhkan membuka hutan belantara untuk melihat kandungan di dalamnya," kata Canuto.
Menteri Olahraga dan Kebudayaan Guatemala Luis Chea menyebut detail temuan ini akan ditayangkan dalam bentuk dokumenter pada 11 Februari mendatang.
[Gambas:Video CNN](end)
Baca dong https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20180202140805-241-273403/kota-kuno-suku-maya-ditemukan-di-rimba-guatemalaBagikan Berita Ini
0 Response to "Kota Kuno Suku Maya Ditemukan di Rimba Guatemala"
Posting Komentar