Terbongkar, Senjata Rahasia Korut adalah Kim Yo Jong dan 'Pasukannya'

SEOUL, iNews.id - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un tidak perlu menembakkan rudal balistik untuk mendapat perhatian dunia. Dia memiliki sejumlah senjata yang jauh lebih kuat di gudang senjatanya, yaitu utusan perempuannya.

Disebut 'serangan terbaru yang memesona', Kim Jong Un menyimpan senjatanya yang terbaik untuk saat terakhir. Saudara perempuannya, Kim Yo Jong.

Dilansir BBC, Jumat (16/2/2018), Kim Yo Jong berhasil memukau penonton Korea Selatan (Korsel). Saat dia melangkah ke istana kepresidenan sambil membawa catatan tulisan tangan dari kakaknya, setiap detail diteliti langsung di televisi.

Bajunya yang gemerlapan, bagaimana dia menata rambutnya, bahkan hingga setiap gerakan kecil.

Stasiun televisi bahkan mendiskusikan bintik-bintiknya di wajahnya, bukannya menyebutkan bahwa Kim Yo Jong termasuk dalam daftar hitam Amerika Serikat (AS) untuk pelanggaran hak asasi manusia.

Setiap warga hampir bisa merasakan aura kegembiraan saat Yo Jong memasuki upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang. Leher-leher yang menjulur dan ponsel dipegang tinggi-tinggi untuk melihatnya walau sekilas.

Bahkan, bersama dengan yang lain, ada yang bersandar sedekat mungkin ke balkon untuk mencoba melihatnya di bagian tribun VIP di bawah. Wajah-wajah di sekitar stadion semuanya mengatakan satu hal.

Dia di sini. Kim Yo Jong di tanah Korea Selatan.

Dia telah menjadi rezim rahasia Korut.

"Aneh dan menakjubkan, saya belum pernah melihat Korea Utara sebelumnya," kata seorang pemuda yang berada di stadion olimpiade.

"Hatiku mencair," kata yang lain.

Namun jangan sampai lupa, Kim Yo Jong adalah ratu public relation (humas) Pyongyang. Dia adalah penguasa citra saudaranya, dan pada kesempatan ini, dia telah 'menguasai' gambaran media tentang negaranya.

"Untuk melihat anggota keluarga Kim secara langsung seperti itu, sangat tidak biasa bagi orang Korea Selatan, sehingga tidak mengejutkan mereka terpesona olehnya," kata mantan kepala biro Pyongyang untuk kantor berita Associated Press, Jean Lee.

"Tapi itu juga menunjukkan betapa cerdasnya orang Korea Utara. Mereka mengirim wanita tercantik mereka. Terus terang saat Anda pergi ke Korea Utara, Anda akan bertemu dengan orang-orang sangat cantik ini. Mereka kadang-kadang mengatakan bahwa tugas mereka adalah merayu kita, sehingga pada gilirannya kita seperti, negara dan orang, mereka tidak seburuk itu," ujar Lee.

Rayuan tersebut dimulai beberapa minggu lalu saat Korut mengirim mantan penyanyi utama girlband populer Moranbong, Hyun Song Wol. Hyun Song Wol berjalan gemulai menuju Seoul untuk menemukan lokasi tempat rombongan keseniannya akan tampil.

Sekali lagi, pesonanya lebih mencuri perhatian dari fakta banyak hanya lima bulan lalu Korea Utara melakukan uji coba nuklir termutakhirnya.

Lalu datanglah "tentara cantik" yang terkenal. Kelompok wanita ini, yang dipilih karena penampilan, bakat, dan kesetiaan mereka terhadap rezim Korut, melangkah turun dari bus dalam satu barisan dengan mengenakan topi bulu hitam, mantel merah dan sepatu boot yang seragam.

Dengan tegap dan memesona, kebanyakan dari mereka hanya tersenyum saat wartawan tersandung sendiri saat mencoba mendekati mereka.

Dalam budaya Korsel yang terobsesi dengan penampilan dan perawatan kulit, perempuan-perempuan muda Korut ini dianggap sebagai contoh keindahan alam atau kepolosan. Tak hanya itu, hal ini tampaknya telah memicu sengatan nostalgia pada generasi yang lebih tua.

Salah satu anggota kelompok yang paling terkenal adalah Ri Sol Ju, yang bergabung saat masih berusia 16 tahun dan akhirnya menjadi istri Kim Jong Un.

Salah seorang pembelot Korut mengatakan, sudah menjadi tugas perempuan Korut untuk keluar dan menaklukkan dunia sambil tersenyum.

"Kami seharusnya mempromosikan ideologi Juche (ideologi kemandirian sosialis Korut). Kami adalah pejuang di garis depan. Kami pikir kami akan masuk ke dalam hati musuh untuk menunjukkan betapa bangganya kami. Kami menunjukkan bahwa Kami lebih baik dari yang lain, saya cukup bangga dan percaya diri dan saya pikir itulah yang akan kami lakukan," kata mantan anggota tim pemandu sorak Korut, Han Seo Hee.

Han Seo Hee diketahui harus meninggalkan Korut karena kakaknya membelot. Jika dia tinggal, dia dan keluarganya bisa saja dipenjara.

Dia menikmati kebebasan yang dia miliki di Korsel saat dia mengingat tiga bulan pelatihan ideologis yang dia jalani bersama rekan-rekannya sesama artis.

"Kami diberitahu bahwa kami seharusnya tidak terkejut dan kaget oleh dunia yang tidak diketahui dan bahwa kami seharusnya tidak melupakan negara asal kami, bahkan semenit pun. Kami tidak boleh lupa bahwa kami ada di sana untuk menghormati Jenderal Kim," ujarnya.

Editor : Nathania Riris Michico

Let's block ads! (Why?)