Kewenangan darurat konstitusional diberikan kepada Thomas Eluh, seorang mantan polisi.
Status darurat diambil setelah perusuh terus mengamuk, bahkan membakar beberapa wilayah.
Diberitakan Reuters, kelompok bersenjata mengamuk karena menganggap pengadilan gagal menangani masalah pemilihan kepala daerah di sana. Mereka lantas membakar pesawat, menjarah gudang dan membakar gedung-gedung di Mendi, ibu kota provinsi Southern Highlands.
Gudang yang dijarah adalah pasokan bantuan gempa yang seharusnya untuk masyarakat, setelah bencana yang menewaskan 100 orang Februari lalu. "Mereka mengambil semua bahan makanan," kata Barclay Tenza, juru bicara bencana provinsi melalui telepon dari Port Moresby.
Papua Nugini mengumumkan kondisi darurat dan pembekuan pemerintah setempat di provinsi itu untuk sembilan bulan. Perdana Menteri Peter O'Neill sendiri yang mengumumkan itu.
"Tindakan orang-orang sembrono yang merusak properti di Mendi membuat negara jijik," kata O'Neill dalam situs resminya, seperti dikutip Reuters.
Ia menegaskan, polisi akan mengusut dan menghukum siapa pun yang bertanggung jawab. Tak hanya mereka yang terlibat langsung dalam aksi makar, melainkan juga yang menghasut.
Papua Nugini kini dipenuhi aparat kepolisian. O'Neill juga mengerahkan para penyidik.
Sabtu (16/6) ini, lebih dari 200 pasukan pertahanan PNG akan diterbangkan ke Mount Hagen, sebelum kemudian dikirim ke Mendi. Namun pergerakan yang diklaim oleh media Loop PNG itu tak bisa dikonfirmasi secara independen oleh Reuters. (rsa) Baca dong https://www.cnnindonesia.com/internasional/20180616145233-113-306557/papua-nugini-dinyatakan-berstatus-darurat
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Papua Nugini Dinyatakan Berstatus Darurat"
Posting Komentar