Merdeka.com - Sepekan ini pemerintahan Barat menyerukan agar kelompok White Helmets di Suriah dievakuasi seiring militer Suriah yang terus meraih kemenangan melawan pemberontak di wilayah selatan dekat perbatasan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Pemerintah rezim Basyar al-Assad selama ini menuding White Helmets adalah bagian dari kelompok teroris pemberontak berkedok tim kemanusiaan yang didukung dan didanai negara Barat.
BERITA TERKAIT
Israel akhirnya mengevakuasi kelompok WH dari selatan Suriah menuju Yordania. Sebanyak 422 anggota WH dan keluarganya diangkut dengan bus untuk ditempatkan di penampungan sementara di Amman dan rencananya mereka akan dipindahkan ke negara Inggris, Jerman, dan Kanada.
Dikutip dari laman Mint Press News, Senin (23/7), sejumlah sumber di dalam oposisi Suriah mengungkapkan WH bukan satu-satunya alasan Israel melakukan evakuasi. Empat komandan pemberontak Suriah juga termasuk yang dievakuasi oleh militer Negeri Bintang Daud.
Al Masdar News melaporkan, empat orang yang dievakuasi militer Israel itu adalah Muaz Nassar dan Abu Ratib berjuluk Ksatria Golan yang menjadi pemimpin kelompok bernama Brigade Golan, lalu Ahmad Nahs (dari kelompok Pedang Syam) dan Ala al-Halaki. Sumber Al Masdar menyebut keempat orang itu sebelumnya direkrut intelijen Israel di awal konflik Suriah untuk menjalin hubungan dengan Mossad (Badan Intelijen Israel).
israel evakuasi white helmets APKlaim Al Masdar itu boleh jadi cukup mengejutkan bagi sebagian kalangan namun ada sejumlah bukti yang menjelaskan mengapa Israel mau bersusah payah melindungi empat pentolan pemberontak itu.
The Wall Street Journal tahun lalu menulis pemerintah Israel mendanai kelompok pemberontak Brigade Golan itu sebanyak USD 5.000 per bulan dan sebuah tim khusus di militer Israel dibentuk untuk mendukung Brigade Golan tersebut dan kelompok pemberontak lainnya. Sokongan ISrael untuk mereka sebegitu besarnya sampai-sampai juru bicara Muatasim al Golani mengatakan kepada the Wall Street Journal, "Kami tidak mungkin bertahan tanpa bantuan Israel."
Dukungan Israel kepada kelompok pemberontak Suriah diyakini terjadi sejak 2013 di bawah arahan mantan Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya'alon yang ingin memanfaatkan keberadaan para pemberontak Wahhabi di sepanjang perbtasan antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Dengan biaya USD 60 ribu per tahun untuk mendukung kelompok pemberontak itu bisa dipahami jika Israel tidak hanya ingin mengembangkan dan menjaga hubungan dengan para pentolan pemberontak itu tapi juga menyelamatkan mereka ketika pasukan Suriah terus mendesak ke selatan. Jika tidak, seandainya para komandan pemberontak itu dibekuk oleh militer Suriah maka jaringan hubungan Israel dengan mereka dan pemberontak lain akan terbongkar, begitu pula hubungan pemerintah Barat dengan para pemberontak itu, seperti Amerika Serikat.
Negeri Paman Sam, sekutu terbesar Israel, juga mendukung Brigade Golan dan Pedang Syam. Kedua kelompok pemberontak itu pernah mendapat pelatihan dan dipersenjatai oleh CIA pada 2013. Kelompok Pedang Syam misalnya, mendapat rudal anti tank dari AS. Meski didukung CIA, kelompok itu juga bergabung dengan koalisi Jaish al Haramon pada 2015, kelompok pemberontak di selatan Suriah dan dipimpin Barisan al Nusra, cabang Al Qaidah di Suriah.
Informasi dari Al Masdar tentang para komandan pemberontak Suriah yang menjalin hubungan dengan Mossad kian menegaskan peran Israel dalam konflik Suriah dan di Timur Tengah. Misalnya saja, Mossad mendukung kelompok teror Jundallah yang beroperasi di Iran dan Pakistan. Seperti pernah dilaporkan Mint Press News, bahkan sejumlah komandan ISIS juga kemudian terungkap adalah agen Mossad ketika tertangkap. [pan]
Baca dong https://www.merdeka.com/dunia/menguak-sekongkol-israel-dengan-pemberontak-suriah.htmlBagikan Berita Ini
0 Response to "Menguak sekongkol Israel dengan pemberontak Suriah"
Posting Komentar