SPRINGFIELD, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan membuat kesalahan ketika berpidato di Illinois.
Trump melontarkan klaim tentang Bursa Efek New York (NYSE) yang dibuka pasca-terjadinya tragedi 11 September 2001, lebih dikenal dengan 9/11.
Diwartakan CNN Minggu (28/10/2018), Trump menyampaikannya setelah insiden penembakan di sinagoge Tree of Life, Pittsburgh, Sabtu (27/10/2018).
Baca juga: Sinagoge di AS Diserang Penembak, 11 Orang Tewas
Presiden 72 tahun itu menjelaskan, awalnya dia sempat berniat membatalkan pidato di konvensi pertanian Indianapolis, India, saat penembakan terjadi.
Trump melanjutkan, dia tidak jadi membatalkan acara karena dia menganggap keputusan itu bakal menjadi kemenangan bagi sang pelaku.
Dia mencontohkan keputusannya dengan Richard Grasso, mantan Chairman sekaligus Chief Executive NYSE periode 1995 hingga 2003.
Saat itu, beber Trump, Grasso membuka bursa efek sehari setelah peristiwa yang menewaskan 2.996 orang, termasuk 19 pelaku tersebut.
"Kalian tentu tidak akan percaya. Namun dia membuka bursa efek tersebut," kata presiden ke-45 dalam sejarah Negeri "Paman Sam" tersebut.
Dia membeberkan, jika dia mengubah jadwal karena penembakan di sinagoge Pittsburgh, maka pelakunya bakal mendapat tempat.
"Saya tak bisa membiarkannya terjadi. Jika kami melakukan perubahan karena perbuatan pelaku penembakan, itu tak bisa diterima," papar Trump.
CNN memberitakan, fakta sebenarnya adalah NYSE tidak dibuka hingga 17 September 2001, atau enam hari setelah tragedi 9/11.
Pasalnya, banyak pekerja yang dilaporkan terluka atau menghilang dalam tragedi yang terjadi di World Trade Center, berlokasi hanya beberapa blok dari NYSE.
Selain itu, banyak peralatan komunikasi maupun aliran listrik yang dibutuhkan untuk melakukan transaksi rusak atau hancur.
Penutupan NYSE tersebut merupakan yang paling lama sejak era Depresi Besar di AS yang terjadi pada 1929 sampai 1939 silam.
Sebelumnya, pelaku yang bernama Robert Bowers melepaskan tembakan ketika umat Yahudi sedang mengikuti upacara pemberian nama bayi.
Sebanyak 11 orang tewas dan enam orang lainnya terluka dalam insiden yang disebut serangan anti-semit paling mematikan dalam sejarah AS.
Baca juga: 3 Perusahaan Ini Kehilangan Ratusan Pegawai saat Tragedi 9/11
Baca dong https://internasional.kompas.com/read/2018/10/29/13404651/trump-buat-kesalahan-klaim-terkait-tragedi-911
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Trump Buat Kesalahan Klaim Terkait Tragedi 9/11"
Posting Komentar