Search

Trump: Kasus Pembunuhan Khashoggi Tak Pengaruhi Hubungan AS-Saudi

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan sikapnya terkait pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi.

Dalam keterangan resminya, Trump mengatakan mereka mungkin tidak akan bisa mengungkap semua kebenaran terkait pembunuhan tersebut.

Dikutip AFP Selasa (20/11/2018), dia mengungkapkan ada peluang Putra Mahkota Mohammed bin Salman ( MBS) mengetahui pembunuhan tersebut.

Baca juga: AS Susun Rencana untuk Selamatkan MBS dalam Skandal Khashoggi

"Bagaimanapun, Amerika bakal mempertahankan hubungan yang teguh dengan Kerajaan Arab Saudi," ujar Trump dalam pernyataannya itu.

Di pernyataan yang dirilis Kantor Pers Gedung Putih, Trump menitikberatkan hubungan bilateral dua negara jauh lebih penting daripada dugaan keterlibatan MBS.

Presiden dari Partai Republik itu menjelaskan baik MBS maupun Raja Salman telah berulang kali membantah mengetahui atau merencanakan pembunuhan itu.

Trump punya alasan mengapa dia begitu kukuh mempertahankan relasi dengan Riyadh. Salah satunya adalah kontrak pembelian senjata bernilai 450 miliar dollar AS, atau Rp 6.568 triliun.

"Jika kami gegabah memutus kontrak itu, maka pihak yang bakal mengambil keuntungan adalah Rusia serta China," papar Trump dikutip Sky News.

Selain itu, Saudi selama ini telah menjaga harga minyak dunia tetap stabil. Dia berujar harga minyak bakal meroket jika Washington bertindak ceroboh.

Trump menyatakan telah melihat laporan Badan Intelijen Pusat (CIA) di mana The Washington Post melansir, CIA yakin perintah pembunuhan datang dari MBS.

"CIA telah melakukan penyelidikan. Namun laporan yang mereka rilis tidak bersifat menentukan," beber presiden 72 tahun tersebut.

Trump memahami jika Kongres telah menyuarakan agar Gedung Putih untuk menjatuhkan sanksi kepada MBS, dan mengambil tindakan terhadap kepemimpinan Saudi.

"Saya bakal mempertimbangkan segala ide yang disodorkan ke saya. Hanya jika ide itu sejalan dengan keamanan dan keselamatan Amerika," jelasnya.

Menteri Luar Negeri Mike Pompeo sependapat dengan atasannya. Dia menjelaskan hubungan bilateral dua negara jauh lebih penting daripada kasus pembunuhan itu.

Baca juga: Buntut Pembunuhan Khashoggi, Posisi MBS sebagai Putra Mahkota Terancam

Pompeo berkata, adalah kewajiban Presiden AS untuk menjalankan kebijakan yang mengedepankan keamanan dalam negeri.

"Jadi sesuai dengan arahan Presiden, AS bakal terus mempertahankan hubungan dengan Saudi di mana mereka merupakan rekan penting bagi kami," lanjut Pompeo.

Khashoggi yang merupakan kolumnis The Post dibunuh pada 2 Oktober di Konsulat saudi di Istanbul, Turki, saat mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz.

Ketika kasus itu mencuat, Riyadh bersikukuh jurnalis berusia 59 tahun itu telah meninggalkan gedung sebelum akhirnya mengakui dia tewas dalam pembunuhan berencana.

Dalam pernyataan resmi pekan lalu, Kantor Jaksa Saudi menyatakan Khashoggi ditangkap oleh tim beranggotakan 15 orang, dan dibunuh dengan obat bius dosis tinggi.

Baca juga: Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi Bikin Posisi Trump Dilematis

Jenazahnya kemudian dimutilasi dan diserahkan kepada seorang agen yang telah menunggu di luar gedung. Saudi menegaskan telah menahan 21 orang yang diduga terlibat.

Lima di antaranya bakal dituntut hukuman mati karena dianggap merencanakan serta melaksanakan pembunuhan terhadap Khashoggi.

Keterangan itu dibantah kolumnis harian Turki Hurriyet, Abdulkadir Selvi, yang telah mendengarkan bukti rekaman pembunuhan.

Dampak dari kasus pembunuhan itu, sejumlah pangeran Dinasti Saudi dilaporkan mulai menginginkan MBS lengser dari jabatan putra mahkota.

Baca juga: Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi, Begini Ucapan Raja Salman


Let's block ads! (Why?)

Baca dong https://internasional.kompas.com/read/2018/11/21/07343861/trump-kasus-pembunuhan-khashoggi-tak-pengaruhi-hubungan-as-saudi

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Trump: Kasus Pembunuhan Khashoggi Tak Pengaruhi Hubungan AS-Saudi"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.