MADRID, KOMPAS.com - Negara-negara Uni Eropa mulai menyusul langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakui pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido, jadi presiden sementara negara itu.
Kini resmi sudah, Spanyol, Inggris, Perancis, dan negara Uni Eropa lainnya menolak pemerintahan Nicolas Maduro dan menyerukan pemilihan presiden.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mendesak Guaido yang juga menjabat sebagai ketua Majelis Nasional Venezuela, untuk menggelar pilpres yang bebas dan demokratis secepat mungkin.
Baca juga: Jenderal Angkatan Udara Venezuela Ini Umumkan Membelot dari Maduro
"Venezuela harus menjadi penulis takdirnya sendiri," katanya, seperti dikutip dari BBC, Senin (4/2/2019).
"Komunitas internasional memiliki tugas untuk membantu dan memastikan ini terjadi dengan jaminan yang diperlukan," imbuhnya.
Shancez menambahkan, dia ingin mempelopori rencana bantuan kemanusiaan untuk Venezuela di Uni Eropa dan PBB.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt menegaskan posisi "Negeri Raja" itu terhadap politik di negara Amerika Latin tersebut.
"Inggris bersama sekutu Eropa sekarang mengakui Guaido sebagai presiden konstitusional sementara sampai pemilu kredibel digelar," kicaunya di Twitter.
Nicolas Maduro has not called Presidential elections within 8 day limit we have set. So UK alongside European allies now recognises @jguaido as interim constitutional president until credible elections can be held. Let’s hope this takes us closer to ending humanitarian crisis
— Jeremy Hunt (@Jeremy_Hunt) 4 Februari 2019
Senada dengan Hunt, Presiden Perancis Emmanuel Macron menyerukan Guaido agar menggelar pemilu presiden yang baru.
"Rakyat Venezuela memiliki hak untuk mengekspresikan diri secara bebas dan demokratis," cuitnya di Twitter.
Los Venezolanos tienen el derecho de expresarse libremente y democráticamente. Francia reconoce a @jguaido como "presidente encargado" para implementar un proceso electoral. Apoyamos al Grupo de contacto, creado con la UE, en este período de transición. https://t.co/7cgpdgz7TN
— Emmanuel Macron (@EmmanuelMacron) 4 Februari 2019
Seperti diketahui, 7 negara Uni Eropa memberikan tenggat waktu hingga Minggu (3/2/2019) tengah malam agar dia mengadakan pilpres atau bakal mengakui Guaido sebagai pemimpin negeri yang didera masalah ekonomi tersebut.
Laporan AFP menyebutkan, Maduro tidak mempedulikan peringatan dari negara lain yang terus memintanya untuk mengundurkan diri.
"Kenapa Uni Eropa harus minta sebuah negara di dunia yang telah menggelar pemilu harus mengadakan pemilu presiden lagi? Itu karena mereka tidak menang oleh sekutu sayap kanan mereka," katanya di Caracas.
Baca juga: Pemimpin Oposisi Venezuela Mengaku Keluarganya Diancam Pasukan Khusus
"Mereka berusaha untuk menyudukan kita dengan ultimatum supaya memaksa kita berada dalam situasi konfrontrasi yang ekstrem," imbuhnya.
Di bawah kepemimpinan Maduro, negara kaya minyak itu mengalami krisis ekonomi yang menyebabkan hiperinflasi dan kekurangan pangan serta obat.
AS, Kanada, Australia, dan beberapa negara Amerika Latin sebelumnya telah mengakui Guaido dan menuntut Maduro mundur dari kekuasaan.
Baca dong https://internasional.kompas.com/read/2019/02/04/17595441/susul-as-spanyol-dan-inggris-akui-guaido-sebagai-pemimpin-venezuelaBagikan Berita Ini
0 Response to "Susul AS, Spanyol dan Inggris Akui Guaido sebagai Pemimpin Venezuela - KOMPAS.com"
Posting Komentar