Search

RI-Pakistan Sepakat Kerja Sama untuk Perdamaian di Afghanistan

Islamabad: Ketika melakukan pertemuan dengan Presiden Pakistan Mamnoon Hussain pada Jumat 26 Januari 2018, Presiden Joko Widodo sepakat melakukan kerja sama demi mengupayakan perdamaian di Afghanistan.

Presiden Hussain, menyambut baik peran yang dimainkan oleh Indonesia dalam menciptakan perdamaian di Afghanistan. Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengajukan kerja sama antara ulama Pakistan, Afghanistan dan Indonesia demi menciptakan perdamaian di negeri yang masih dirudung ancaman serangan teroris tersebut.

"Pakistan bisa memainkan peranan penting untuk menciptakan perdamaian di negara tetangganya (Afghanistan)," ujar Presiden Jokowi, seperti dikutip dari Radio Pakistan, Sabtu 27 Januari 2018.

Tak lupa Presiden Jokowi menyebut Pakistan bersama dengan Indonesia bisa mempromosikan sikap moderat di dunia.

Terbiasa berdialog

Setelah tiba di Pakistan, pada Jumat malam Presiden Jokowi pun berpidato di hadapan Parlemen Pakistan pada 26 Januari 2018.

Dalam pernyataannya Presiden menyebutkan bahwa Indonesia juga ingin terciptanya suatu ekosistem perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik. Selain juga menjadikan Indo-Pasifik sebagai kawasan pertumbuhan bagi dunia. 

Di tingkat global, seperti halnya Pakistan, Indonesia juga merupakan salah satu penyumbang terbesar Pasukan Perdamaian Dunia. Sudah menjadi tekad bagi Indonesia untuk menjadi 'True Partner for World Peace'.

"Dalam dua tahun ini, Indonesia terus bekerja sama dan memberikan kontribusi untuk mengatasi perbedaan antar negara; membantu kemanusiaan termasuk di wilayah konflik; membantu menjaga keamanan kawasan; mengatasi ancaman kejahatan lintas batas, termasuk perdagangan obat-obatan terlarang, perdagangan manusia dan ancaman terorisme,” ucapnya, dalam keterangan Biro Pers Setpres.

Ancaman radikalisme terorisme terjadi di mana-mana. Bahkan tidak ada satupun negara yang kebal dari ancaman terorisme. Serangan terorisme terjadi di hampir semua negara termasuk di Indonesia dan Pakistan.

"Umat Islam adalah korban terbanyak dari konflik, perang dan terorisme. Lihatlah data yang sangat memprihatinkan ini, 76 persen serangan teroris terjadi di negara Muslim; 60 persen konflik bersenjata terjadi di negara Muslim Lebih jauh lagi, jutaan saudara-saudara kita harus keluar dari negaranya untuk mencari kehidupan yang lebih baik, 67 persen pengungsi berasal dari negara Muslim,” tutur mantan Gubernur DKI itu.

Selain itu, Presiden mengingatkan bahwa jutaan generasi muda kehilangan harapan masa depannya. Kondisi yang memprihatinkan ini sebagian terjadi karena kelemahan internal, namun kontribusi faktor eksternal juga tidak sedikit.

"Apakah kita akan biarkan kondisi yang memprihatinkan ini terus berulang terjadi dan berulang terjadi lagi? Kalau anda bertanya kepada saya, maka saya akan menjawab tidak. Kita tidak boleh membiarkan negara kita terus dalam situasi konflik, kita tidak boleh membiarkan dunia dalam situasi konflik. Penghormatan kita kepada kemanusiaan, kepada humanity seharusnya yang menjadi pemandu kita dalam berbangsa dan bernegara, sekali lagi penghormatan terhadap kemanusiaan," ucapnya.

Presiden menggarisbawahi bahwa sejarah mengajarkan kepada kita semua bahwa senjata dan kekuatan militer tidak akan mampu menyelesaikan konflik. Senjata dan kekuatan militer saja, tidak akan mampu untuk menciptakan dan menjaga perdamaian dunia.

"Yang akan terjadi justru persaingan, perlombaan senjata yang akan terus menciptakan ketegangan. Indonesia adalah negara yang pernah mengalami konflik," kata Presiden.

Presiden menyebutkan bahwa konflik di Aceh telah terjadi lebih 30 tahun dan dengan menggunakan pendekatan militer saja tidak dapat menyelesaikan konflik di Aceh. "Konflik ini selesai dengan negosiasi dengan dialog. Oleh karena itu, habit of dialogue harus terus dikedepankan," ucap Presiden.

Habit of dialogue atau kecenderungan untuk melakukan dialog inilah yang juga menjadikan ASEAN, Asosiasi 10 negara di Asia Tenggara mampu menjadi mesin stabilitas dan kesejahteraan Asia Tenggara.

"Saya berharap setiap dari kita, setiap dari kita akan menjadi kontributor dari perdamaian dunia, setiap dari kita menjadi kontributor upaya menyejahterakan dunia demi kemanusiaan, demi keadilan. Kita harus menjadi 'part of solution' dan bukan menjadi 'part of the problem'. Mari kita bekerjasama demi terciptanya dunia yang damai dan sejahtera demi seluruh umat manusia yang hidup di dunia," pungkas Presiden mengakhiri pidatonya.

(FJR)

Let's block ads! (Why?)

Baca dong http://internasional.metrotvnews.com/asia/eN4x9pwN-ri-pakistan-sepakat-kerja-sama-untuk-perdamaian-di-afghanistan

Bagikan Berita Ini

0 Response to "RI-Pakistan Sepakat Kerja Sama untuk Perdamaian di Afghanistan"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.