
JawaPos.com - Tabir yang menutupi raibnya Jamal Khashoggi akhirnya tersingkap. Jurnalis Arab Saudi yang juga kontributor Washington Post itu ternyata benar-benar dibunuh di dalam kantor Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
Pelakunya adalah beberapa orang yang dikirim langsung dari Saudi.
Fakta tersebut diungkap sendiri oleh pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Padahal, sebelumnya mereka ngotot menyatakan tidak tahu-menahu atas lenyapnya Khashoggi. Versi Saudi, Khashoggi terlibat adu mulut dengan beberapa orang di dalam kantor konsulat. Adu mulut tersebut berakhir dengan perkelahian. Saat itulah petaka terjadi. Khashoggi tewas terbunuh. "Penyelidikan masih dilakukan dan 18 warga Saudi sudah ditahan," ujar Jaksa Agung Saudi Sheikh Saud Al Mojeb seperti dilansir Al Jazeera.
Dari 18 orang itu, 15 orang di antaranya adalah yang datang langsung dari Saudi ke Istanbul pada hari kematian Khashoggi. Satu di antara mereka sudah tewas dalam kecelakaan misterius. Tiga lainnya adalah pejabat konsulat. Di luar itu, lima pejabat lain dipecat. Mereka adalah penasihat kerajaan Saud Al Qahtani dan Wakil Kepala Intelijen Ahmed Al Asiri.
Selama ini Al Qahtani dikenal sebagai penasihat senior Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman (MBS). Sedangkan Al Asiri adalah orang dekat MBS. Dialah arsitek perang Saudi di Yaman. Dia pula yang dikabarkan memilih tim beranggota 15 orang yang ditugasi menghabisi Khashoggi. Tiga lainnya adalah Kepala Departemen Keamanan dan Perlindungan Publik Rashad bin Hamed Al Mohammady dan dua pejabat tinggi intelijen Mohamed bin Saleh Al Ramih dan Abdullah bin Khalifa Al Shayee.
Skenario itu telah diprediksi sebelumnya. Beberapa hari lalu New York Times dan beberapa media lain melaporkan bahwa Saudi berniat mengakui kematian Khashoggi. Mereka akan menyalahkan Asiri untuk melindungi MBS. Salah satunya dengan menyatakan bahwa operasi intelijen itu tak diketahui MBS.
Saudi memang masih kukuh menunjukkan kepada dunia bahwa MBS tak bersalah. Raja Salman, ayah MBS, memerintahkan untuk merombak ulang badan intelijen. Dia menunjuk putra kesayangannya itu untuk memimpin perombakan tersebut. Itu menunjukkan bahwa MBS tidak akan didepak dari kursi kekuasaan.
Di Saudi, dukungan untuk Raja Salman dan MBS justru menguat pasca pengakuan kematian Khashoggi. Tagar #IamSaudiAndIDefend It dan #SaudiKingdomOfJustice tengah marak di dunia maya.
Hingga kemarin pemerintah Saudi tidak menyebut bagaimana Khashoggi tewas dan di mana jenazah jurnalis yang getol mengkritik MBS itu sekarang. Sumber yang dekat dengan keluarga kerajaan menyatakan kepada CNN bahwa pemerintah menetapkan Khashoggi tewas dicekik. Tapi, untuk membuktikannya, jenazah Khashoggi harus ditunjukkan dalam kondisi utuh.
Jika laporan media-media Turki benar, Saudi akan sulit menunjukkan jenazah Khashoggi untuk menguatkan klaim mereka. Sebab, versi media, Khashoggi dibunuh dengan cara sadis. Intelijen Turki memiliki rekaman audio sebelas menit terakhir hidup Khashoggi. Mereka juga memiliki rekaman video. Dikabarkan, saat masuk kantor konsulat, Khashoggi membawa alat penyadap yang lolos deteksi keamanan. Karena itu, Turki bisa dengan yakin menyatakan bahwa Khashoggi tewas dibantai secara sadis.
Sebagaimana diberitakan, Khashoggi datang ke kantor Konsulat Saudi pada 2 Oktober lalu. Dia ingin mengambil surat pernyataan resmi bercerai dari istri pertamanya. Surat itu dibutuhkan untuk menikahi tunangannya, perempuan Turki bernama Hatice Cengiz.
Sesaat setelah memasuki gedung, Khashoggi disapa tim eksekutor yang dikirim Saudi. Jumlah mereka 15 orang. Mereka datang pada hari yang sama dengan kunjungan Khashoggi. Sesaat kemudian, Khashoggi disergap dan dibawa ke ruang kerja Konjen Mohammad Al Otaibi. Di ruang itulah dia diinjeksi dengan obat tertentu sebelum akhirnya jemarinya dipotong. Dalam kondisi masih hidup, lehernya dipenggal dan tubuhnya dimutilasi dengan gergaji tulang.
Sementara itu, Turki dikabarkan tak akan menelan mentah-mentah pengakuan Saudi. Mereka bakal terus mencari tahu apa sesungguhnya yang terjadi dengan Khashoggi. Termasuk di antaranya di mana jenazahnya disembunyikan. "Kami akan mencari tahu apa yang terjadi dengan tubuhnya (Khashoggi) secepatnya," tegas salah seorang pejabat senior Turki seperti dilansir Reuters.
Dia menambahkan, saat ini Turki tak akan bertanya kepada Saudi. Mereka yakin bisa menemukan Khashoggi. Sebab, DNA pria 59 tahun itu ditemukan di Turki. Pencarian masih dilakukan di hutan Belgrad dan di dekat Kota Yalova yang berjarak 90 kilometer dari Istanbul. Dua mobil diplomatik Saudi menuju area tersebut pada hari kematian Khashoggi.
"Turki akan mengungkap semua yang terjadi. Tak perlu ragu. Kami tak menuduh siapa pun sebelumnya. Tapi, kami juga tak terima jika ada yang ditutupi," tandas Juru Bicara AKP Omar Celik seperti dilansir kantor berita pemerintah Turki Anadolu.
AKP adalah partai penguasa di Turki dan digawangi Presiden Recep Tayyip Erdogan. Sejak awal Turki memang tak menuding siapa pun sebagai dalang di balik kematian Khashoggi. Mereka hanya menyatakan bahwa Khashoggi tewas di dalam gedung Konsulat Saudi di Istanbul.
Pada bagian lain, pengakuan Saudi menuai banyak reaksi. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump langsung menyatakan bahwa pengakuan itu kredibel. "Ini masih awal. Kami bahkan belum selesai meninjau ataupun menginvestigasi. Tapi, saya rasa (pengakuan) ini adalah langkah awal yang penting," tuturnya.
Trump mengaku kecewa dengan Saudi dan menganggap tewasnya Khashoggi tidak bisa diterima. Meski begitu, dia sepertinya enggan menghukum Riyadh. Menurut dia, penghentian perdagangan dengan Saudi akan berimbas pada 600 ribu lapangan pekerjaan.
Banyak legislator AS, baik dari Partai Republik maupun Demokrat, yang meragukan pernyataan Saudi. Salah satunya Jack Reed. "Ini tampak seperti tindakan yang disengaja, direncanakan, dan diikuti dengan aksi menutup-nutupi," ujar senator Demokrat itu.
Sekjen PBB Antonio Guterres memilih tak memercayai begitu saja penjelasan Saudi. Melalui juru bicaranya, dia meminta dilakukan penyelidikan menyeluruh. Siapa pun yang terlibat harus bertanggung jawab. Seruan serupa datang dari Presiden Parlemen Eropa Antonio Tajani dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte. "Masih banyak hal yang belum jelas. Apa yang terjadi? Bagaimana dia mati? Siapa yang bertanggung jawab? Saya harap semuanya jelas secepatnya," tegas dia.
Amnesty International menyebutkan bahwa Saudi mencoba menutup-nutupi kasus pembunuhan Khashoggi. Mereka menyerukan agar PBB turun tangan dan menyelidiki sendiri. "Ketidakberpihakan penyelidikan yang dilakukan Saudi tetap akan dipertanyakan," cetus Rawya Rageh dari Amnesty International.
Tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz, terpukul mendengar kepastian kematian orang tercintanya itu. Dia adalah orang terakhir yang melihat Khashoggi beberapa menit sebelum kematiannya. Perempuan 36 tahun tersebut mempertanyakan jasad Khashoggi. "Hati berduka, mata menangis, perpisahan ini membuat sedih," tulis Cengiz di akun Twitter-nya.
(sha/c9/oni)
Baca dong https://www.jawapos.com/internasional/21/10/2018/orang-suruhan-saudi-habisi-nyawa-khashoggi-di-istanbulBagikan Berita Ini
0 Response to "Orang Suruhan Saudi Habisi Nyawa Khashoggi di Istanbul"
Posting Komentar